Selasa, 05 Juni 2012

RATE


Bag. III
RATE
       - Pengertian rate
       - Rate yang berhubu ngan dengan reproduksi
       - Rate yang berhubungan dengan kematian
       - Rate pada berbagai keadaan tertentu
       - Nilai rate yg lain
       - Penggunaannya

PENGERTIAN RATE
       Adalah besarnya peristiwa yang terjadi terhadap jumlah total penduduk tempat peristiwa berlangsung
     dalam batas waktu tertentu
       Adalah Ratio yang pembilangnya merupakan bagian dari penyebut & merupakan hasil pengumpulan data
     dalam 1 periode waktu, sedangkan penyebutnya hasil perhitungan
       Dengan demikian ada 3 unsur utama dalam penentuan nilai Rate 
    1.    Jumlah mereka yang terkena peristiwa
    2.    Kelompok penduduk dimana peristiwa tersebut terjadi
    3.    Batas waktu tertentu yang berkaitan dengan kejadian tersebut
JENIS RATE
Rate (angka) merupakan ukuran yang banyak dipakai dan diterapkan dalam epidemiologi. Jenis rate dapat dibagi atas 3 bentuk utama :
       1.    Crude
       2.    Spesific
       3.    Adjusted
1.       Crude
      Nilai crude rate adalah hasil perhitungan kasar yang pembaginya didasarkan pada jumlah penduduk
      secara keseluruhan
2.       Spesific
      Nilai Spesific rate adalah nilai rate yang didasarkan pembagiannya dengan seluruh kelompok tertentu
       yang berisiko,
3.       Adjusted
      Nilai adjusted rate adalah nilai yang perhitungannya disesuaikan dengan suatu kelompok pembanding
      tertentu yang bertujuan untuk menghilangkan pengaruh suatu variable tertentu yang sedang 
      dibandingkan.   
      Dekenal 2 macam :
      a.       Direct adjusted rate
      b.      Indirect adjusted rate
             Masing-masing jenis rate ini dipakai menurut kepentingannya, dan dipakai dengan kehati-hatian dengan memperhatikan kekurangan & kelebihannya
TABEL 3-1
PERBANDINGAN TIGA JENIS UKURAN ANGKA (RATE) EPIDDEMIOLOGI
MENURUT KEBAIKAN DAN KEKURANGANNYA

JENIS RATE
KEBAIKAN
KEKURANGAN
Angka Kasar (Crude Rate)
-     Merupakan perhitungan angka sebenarnya
-     Mudah & sesuai untuk perbandingan internasional
-  Sulit diinterpretasi karena adanya perbedaan komposisi penduduk
Angka Spesifik (Spesific Rate)
-     Subkelompok homogen
-     Nilai lebih rinci & sangat berguna untuk keperluan perencanaan kesehatan
-  Terkadang sulit membandingkan terlalu banyak sub kelompok dari   > 2 populasi
Adjusted Rate
-     Merupakan pernyataan ringkasan
-     Tidak mempunyai lagi bias perbandingan antar kelompok
-  Angka fiktif
-  Nilai absolutnya tergantung pada populasi standar yang dipilih
-  Penyelubungan kecenderungan yang berbeda dari subkelompok
Sumber : Mausner & Bahn, 1974/Beaglehoe, WHO 1993
RATE YANG BERHUBUNGAN DENGAN REPRODUKSI
1.    Angka Kelahiran (CBR = Crude Birth Rate)
      CBR =  

2.    Angka Kesuburan (FR = Fertiliti Rate / TFR = Total Fertility Rate) 
     TFR =  
TFR tersebut merupakan hasil penjumlahan (∑=Sigma) dari ASFR (yang dibuat sebanyak 7 klp. Umur). Sehingga ASFR harus dihitung terlebih dahulu  :

                      ASFRi  =   (i = 1 s/d 7)
Keterangan  :     bi   = banyaknya kelahiran di dalam kelompok umur i selama 1 tahun
                               = banyaknya wanita kelompok umur i pada pertengahan tahun
                         k    = bilangan konstanta, biasanya 1000.



Tabel 3.2
Perhitungan ASFR Kota Madya “X” Tahun 2009

Umur Wanita
(1)
Penduduk Wanita
(2)
Kelahiran
(3)
ASFR
(4) = {(3) : (2)} x 1000
15 – 19
20 – 24
25 – 29
30 – 34
35 – 39
40 – 44
45 - 49
264.960
208.080
200.880
163.440
151.200
110.160
  66.960
15.840
41.040
50.400
49.680
18.000
  7.200
     720
  60
197
251
304
119
  65
  11

            TFR         = 5 (60 + 197 + 251 + 304 + 119 + 65 + 11 )
                                                = 5 (1007)
                                                = 5053 per 1000 wanita usia 15 – 49 tahun, atau
            TFR         = 5,053 untuk tiap wanita usia 15 – 49 tahun
            Ini berarti, setiap wanita di Kota Madya “X”  pada tahun 2009 rata-rata akan mempunyai anak
            sebanyak 5 orang diakhir masa reproduksinya.

3.    Berbagai nilai Rate yang digunakan pada Demografi   
RATE YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEMATIAN
1.    Angka Kematian Umum (CDR = Crude Death Rate)
     CDR =  

2.    Angka Kematian Khusus
     a.       Angka Kemtian Bayi (IMR = Infant Mortality Rate)
           IMR =  

     b.      Angka Kematian Neonatal (NMR = Neonatal Mortality Rate)
           NMR =  

     c.       Angka Kematian Prinatal (PMR = Pritanal Mortality Rate)
           PMR =
   
     d.      Angka Kematian Ibu (MMR = Maternal Mortality Rate) khusus yang berkaitan proses reproduksi  
           MMR =

      e.      Angka Kematian Sebabab Khusus (SCDR = Spesifik Crude Death Rate)
            SCDR =  

      f.        Angka Kematian pada penyakit tertentu (CFR)
            CFR =  
      g.        
      3.     
RATE PADA BERBAGAI KEADAAN TERTENTU
1.    Rate untuk umur tertentu, jenis kelamin tertentu, dan lain-lain
2.    Penggunaan rate pada hal lain seperti rate perkawinan, rate akseptor, dan lain-lain
NILAI RATE YG LAIN
PENGGUNAAN RATE
 Rate : a/(a+b) x k, Wkt ttt

Incidence Rate
                IR =              
Jumlah kasus baru yang timbul dibagi dengan jumlah penduduk
Manfaat ;
  1. Pengamatan & rencana penanggulangan penyakit dapat dilihat
  2. Potret masalah penduduk
  3. Kecenderungan & frekwensi penyakit dapat dipantau
  4. Pemanatauan & Evaluasi untuk pencegahan & penanggulangan Penyakit
  5. Untuk  perbandingan angka antara waktu & wilayah
Yang Pelu Diperhatikan dari Incidens
       Penyebut adalah mereka yang terancam (risk) penyakit tertentu, berdasarkan waktu
       Pembilang adalah mereka yang menderita dan semuanya berasal dari mereka yang terancam penyakit tersebut.
       Interval waktu harus tetap.
       Hasilnya dapat dikalikan dengan unit tertentu (100, dst)
  1. Sangat berguna dalam Epidemiologi Deskriptip untuk menerangkan/menentukan mereka/kelompok penduduk yang menderita atau terancam (risk). Sehingga dapat digunakan sebagai dasar program pencegahan & penanggulangan
Insidens Rate diperlukan Untuk
  1. Membandingkan perkembangan penyakit pada populasi atau kelompok yang berbeda atau pada periode yang berbeda.
  2. Mencari etiologi dari suatu penyakit
Pada situasi penyebaran penyhakit menular, dikenal dengan angka serangan (Attack rate) yang mempunyao kemiripan dengan angka insidensi. Angka serangan adalah angka insidensi, biasanya dinyatakan dalam persen dam diterapkan terhadap populasi tertentu yang sempit dan terbatas pada suatu periode, misalnya dalam suatu peristiwa luar biasa atau wabah (Epidemi).
Pada penyakit menular tertentu tampak dengan jelas mereka yang menderita secara bertahap terutama dengan masa tunas yang jelas. Disini dapat dihitung angka serangan (Attack Rate Primer & Sekunder), yakni Rate Insidensi pada penularan pertama & Rate Insidensi  pada penularan kedua.
Attack Rate
       Adalah Incidens Rate yang periodenya terbatas
       Attac Rate penting dalam penelitian-penelitian penyakit menular
       Risiko untuk menderita penyakit berlangsung dalam waktu singkat
Attack Rate   = 
                Keterangan   :    - x    = sama dengan angka insidensi
                  -  Y    = sama dengan angka insidensi
                  -  K    = hamper selalu 100, meskipun mungkin 1.000.
Tabel 3.3
Angka Serangan Menurut Jenis kelamin
JENIS KELAMIN
JUMLAH ORANG
JUMLAH KASUS
                   Laki – laki
Perempuan
87
  9
19
  7
JUMLAH
96
26

                Perhitungan  :
                                 Angka serangan laki-laki       =            
                                 Angka serangan wanita         =
                                 Angka seranga seluruhnya     =
                Contoh di atas menunjukkan bahwa angka total serangan diperoleh ddengan membagi jumlah kasus seluruhnya ddengan jumlah seluruh orang, tidak dengan menjumlahkan angka serangan dari masing-masing jenis kelamin

       Secondary Attack Rate (Angka Serangan II)
              = Jlh Kasus Secunder : Pop At Risk
 REFERENSI 
1.       …………., 1994. Pedoman Pengamatan dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) di Indonesia. Direktorat Epidemiologi dan Imunisasi, Direktorat Jenderal PPM-PLP, Departemen Kesehatan RI. Jakarta. Hal.
2.       Bustan, M.N. 2006. Pengantar Epidemiologi. Rineka Cipta. Jakarta. Hal. 84-105
3.       Friedman, Gary D. 1986. Prinsip-prinsip Epidemiologi, Yayasan Essentia Medika, Yogyakarta. Hal. 11-32
4.       Nur Nasry Noor, Bahan kuliah Epidemiologi Dasar. FKM. Unhas.
5.       Ridwan, 2000. Ilmu Kesehatan Masyarakat Surveilans Epidermiologi Sebuah Pengantar. FKM-UNHAS. Hal. 50-59
6.       Sugiyono, Prof. Dr. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Atfabeta. Bandung. Hal.
7.      Sugiyono, Prof. Dr. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Atfabeta. Bandung. Hal.
8.       Sutrisna, Bambang. 1986. Pengantar Metoda Epidemiologi. PT. Dian Rakyat. Jakarta. Hal. 22-33
9.       Sutrisna, Bambang. 1990, Epidemiologi Lanjut Vol. I. Dian Rakyat, Jakarta. Hal. 5-19
10.   Wahyudin Rajab, M.Epid. Buku Ajar Epidemiologi untuk Mahasiswa Kebidanan, EGC. Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar