Kasus penculikan anak semakin marak yang dilanjutkan dengan pemerkosaan, pembunuhan, eksploitasi anak, trafiking, dsb. Dampaknya bisa meresahkan, menghawatirkan, menyedihkan, membingunkan. Masing-masing dampak tersebut dapat berdiri sendiri (single Effect) atau dampak gabungan (mixed Effect) dari beberapa efek yang bisa terjadi.
Apakah wajar kita mengalami dampak dari penculikan tersebut ?. Jawabannya ada pada diri masing-masing yang mengalami dampak. Yang mengalami dampak bisa dikelompokkan :
1. Pemerintah selaku pemilik dan pelindung masyarakat.
2. Orang Tua atau Keluarga selaku pemilik dan pelindung anak
3. Masyarakat sbg pemerhati anggota masyarakat
4. Anak sebagai korban penculikan.
MukhlisEpid
Kamis, 01 Mei 2014
Senin, 21 Oktober 2013
PENGANTAR EPIDEMIOLOGI KEBIDANAN
Bag. I
PENGANTAR
A. PENGERTIAN
Pengertian / Defenisi ada 2 :
Pengertian / Defenisi ada 2 :
- Defenisi asal kata
Dalam
arti kata :
•
Epi : pada / tentang
•
Demos :
penduduk
•
Logis :
Ilmu
Awalnya
epidemiologi dikenal sebagai ilmu yang mengurusi hal-hal yang berkaitan dengan kependudukan.
Sehingga epidemilogi diartikan sebagai ilmu yang memperlajari tentang
kependudukan.
•
Epidemi
: Kejadian penyakit
•
Logis : Ilmu
Sehingga
epidemilogi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang kejadian penyakit,
setelah terjadi pergeseran dari sebelumnya mengurusi tentang masalah menduduk
berubah menjadi mengurusi tentang kejadian penyakit.
- Defenisi terkait keadaan dan waktu
Pada mulanya, epidemiologi digunakan sebagai ilmu untuk mengurusi
tentang kependudukan. Pada masa itu ingin diketahui bagaimana potensi penduduk
untuk mempertahankan kerajaan, baik sebagai bala tentara, petani, maupun
pekerjaan lainnya. Dalam perjalanan waktu, potensi tersebut turun dimana hasil
pertanian turun, bala tentara berkurang, pekerjaan yang lainpun tidak optimal. Diamati, ternyata keadaan tersebut
terjadi akibat banyak penduduk yang mengalami gangguan kesehatan. Hal ini
terjadi akibat terjadinya ledakan penyakit (epidemic) pada masyarakat sehingga
banyak masyarakat yang tidak bisa bekerja. Mulai saat itulah perhatian terhadap potensi penduduk beralih menjadi
perhatian terhadap gangguan kesehatan pada penduduk.
Sebagai ilmu tentang kejadian penyakit, Awalnya
pengertian Epidemiologi dimulai dengan keadaan Epidemi ; yaitu pertistiwa kesakitan
yang mengenai banyak orang dalam waktu yang sangat singkat, meluas secara cepat
dari orang ke orang, dari suatu daerah ke daerah yang lain.
Peristiwa
epidemic terus dipelajari, sementara penderita individu belum mendapat
perhatian yang serius. Dalam perjalanannya, disadari bahwa penderita individu
(atau endeic) bila tidak diatasi segera akan menyebabkan epidemic. Karena
pesatnya perkembangan Epidemiologi sehingga sekarang perhatian tidak hanya pada
jumlah penderita (epidemic) semata, tetapi juga suatu perjalanan penyakit yang
mempengaruhi keadaan normal di masyarakat termasuk infeksi & non-infeksi
a. Defenisi
lama
Banyak
defenisi yang lahir dari para pakar epidemiologi ataupun pemerhati
epidemiologi, dan defenisi tersebut terus berubah berdasarkan perkembangan pengamatan
terhadap penyakit ataupun berdasarkan situasi penyakit pada masa itu. (sebelum
tahun 1960) epidemiologi dikenal sebagai Ilmu yang mempelajari penyebaran &
perluasan suatu penularan penyakit dalam suatu kelompok penduduk atau
masyarakat. Pengertian ini mengacu pada perhatian pada penyakit menular. Hal
tersebut tidak mengherankan karena sebelum tahun 1960 Penyakit Menular adalah
penyakit yang paling banyak dialami oleh penduduk dunia
b.
Defenisi Baru (setelah tahun 1960)
Epidemiologi terus berkembang dan tidak hanya terpaku
pada penyebaran & perluasan penularan
penyakit saja, tetapi juga mempelajari faktor-faktor lain yang mendukung
terjadinya peristiwa tersebut. Banyak
ilmuwan yang memperhatikan hal tersebut, atl.
:
1)
Mag Mahon & Pugh (1970) Ilmu yang
mempelajari penyebaran penyakit & faktor-faktor yang menentukan terjadinya penyakit terhadap
manusia
2)
Omran (1974) Studi mengenai kejadian &
distribusi kesehatan, penyakit & perubahan pada penduduk
3)
Mausner & Kramer (1985) Studi tentang
distribusi & determinan penyakit & kecelakaan pada populasi manusia
4)
Last (1988) Studi tentang distribusi &
determinan tentang keadaan atau kejadian yang berkaitan dengan kesehatan pada populasi
tertentu & aplikasinya untuk menanggulangi masalah kesehatan
Dari Defenisi
/ Pengertian di atas dapat di artikan bahwa penyakit pada populasi manusia tidak
terjadi & tersebar secara acak & penyakit pada manusia sesungguhnya
mempunyai faktor penyebab & faktor pencegahan yang dapat diidentifkasi
melalui penelitian (pengamatan) secara sistematis pada populasi, tempat
dan waktu
B. TUJUAN
Tujuan epidemiologi dapat
diarahkan pada 2 sasaran utama :
1.
Mencari faktor penyebab dan atau faktor risiko
terjadinya penyakit atau gangguan kesehatan tertentu.
2.
Menentukan status kesehatan dan situasi penyakit
dalam masyarakat yang meliputi :
a.
Penjelasan pola penyakit disuatu tempat
b. Menggambarkan
riwayat alamiah penyakit
c. Memperoleh
informasi dalam penyusunan upaya-upaya bidang kesehatan
3. Mencari/mengidentifikasi
faktor yang mempengaruhi timbulnya gangguan kesehatan atau penyakit dalam suatu
masyarakat tertentu dalam usaha mencari cara penanggulangan serta cara
pencegahannya
4. Menyiapkan
data/informasi untuk keperluan program planning dengan menilai status kesehatan
dalam masyarakat serta memberikan gambaran tentang kelompok penduduk yang
terancam
5. Membantu
menilai berbagai hasil dari setiap bentuk program kesehatan
6. Mencari & mengembangkan metodologo dalam
menganalisa penyakit serta cara mengatasinya, baik penyakit perorangan maupun
wabah dalam masyarakat, serta pengembangan sistem pelayanan kesehatan bagi
masyarakat
C. KEGUNAAN
EPIDEMIOLOGI
Dengan
mempelajari epidemiologi maka akan dapat diketahui hal-hal sebagai berikut :
1. Cara
timbulnya penyakit
2.
Riwayat alamiah penyakit
3.
Penyebaran penyakit pada berbagai kelompok
masyarakat
4. Penyempurnaan
gambaran penyakit
5.
Menentukan faktor penyebab & sumber
6.
Identifikasi sindrom (memantapkan & menyusun
kriteria untuk mengidentifikasi sindrom tertentu)
Dengan demikian dapat dilakukan
1.
Menyusun klasifikasi penyakit
2. Menyusun
program pemeliharaan kesehatan
3. Penilaian
usaha bidang kesehatan
D. PERANAN
EPIDEMIOLOGI
Dalam Perencanaan Kesehatan
Dalam Perencanaan Kesehatan
1.
Diharapkan berperanan dalam pembangunan
kesehatan masyarakat secara keseluruhan
2. Dilakukan melalui kemampuan epidemiologi untuk
mengetahui distribusi & faktor-faktor penyebab masalah kesehatan &
mengarahkan intervensi yang diperlukan.
Epidemiologi diharapkan
mempunyai peranan dalam bidang kesehatan masyarakat berupa :
1.
Mengidentifikasi faktor-faktor yang berperan dalam
terjadinya penyakit atau masalah kesehatan dalam masyarakat.
2. Menyediakan
data yang diperlukan untuk perencanaan kesehatan & pengambilan keputusan
3.
Membantu melakukan evaluasi program kesehatan yang
sedang & telah dilakukan
4. Mengembangkan
metodologi untuk meng analisa keadaan suatu penyakit dalam upaya mengatasi
& menanggulangi
5. Mengarahkan
intervensi yang diperlukan untuk menanggulangi masalah yang perlu dipecahkan
Berkaitan dengan hal
ntersebut, oleh Valanis menetapkan 7
peran utama Epidemiologi
1.
Investigasi etiologi penyakit
2.
Identifikasi faktor risiko
3.
Identifikasi sindrom & klasifikasi penyak
4.
Melakukan diagnosis banding (differential
diagnosis) & perencanaan Pengobatan
5.
Surveilans status kesehatan penduduk
6.
Diagnosis komunitas & perencanaan pelayanan
kesehatan
7.
Evaluasi pelayanan kesehatan & intervensi
kesehatan masyarakat.
E. RUANG LINGKUP EPIDEMILOGI
1.
Subjek & objeknya adalah masalah
kesehatan.
Awalnya subjek
& objek masalah kesehatan hanya penykit infeksi dan menular. Kemudian penyakit
degeneratif mulai marak dipejarai & sekarang banyak digunakan pada masalah
kesehatan yang bukan penyakit, sehingga dikenal Epidemilogi Penyakit Menular & Epidemiologi
Penyakit Tidak Menular
2. Masalah kesehatan yang dimaksud adalah
masalah kesehatan yang ditemukan pada sekelompok polpulasi/manusia. Sehingga
terbagi ; Epidemiologi komunitas (kependudukan, lingkungan, gizi
masyarakat, dll) & Epidemiologi Klinis (pengelolaan layanan
kesehatan, kesehatan jiwa, dll)
3. Dalam merumuskan penyebab timbulnya suatu
masalah kesehatan dimanfaatkan data tentang frekwensi & penyebaran masalah
tersebut.
Terhadap
masalah kesehatan yang ada, epidemiologi memberikan pendekatan khusus, mulai
dari identifikasi sampai mengevaluasi masalah kesehatan. Ruang Lingkup epidemiologi dalam masalah
kesehatan tersebut meliputi “ 6E”.
1.
Etiologi
: berkaitan dengan lingkup kegiatan
Epidemiologi dalam mengidentifikasi penyebab penyakit & masalah kesehatan
lainnya
2. Efikasi (Efficacy) : berkaitan dengan efek atau daya optimal yang dapat diperoleh dari
adanya intervensi kesehatan
3. Efektifitas (Effectifenes) : besarnya hasil yang diperoleh dari suatu
tindakan(Pengobatan atau intervensi) & besarnya perbedaan dari suatu
tindakan dengan tindakan lainnya
4. Efisiensi
(efficiency) : melihat pengaruh yang dapat diperoleh
berdasarkan besarnya biaya yang diberikan (Untuk mengetahui kegunaan
& hasil yang diperoleh berdasarkan besarnya pengeluaran)
5. Evaluasi : penilaian secara keseluruhan keberhasilan suatu pengobatan atau program
kesehatan masyarakat
6. Edukasi
(Education) : intervensi berupa peningkatan pengetahuan tentang
kesehatan masyarakat sebagai bagian dari
upayya pencegahan penyakit
Epidemiologi
terus berkembang dengan pesat. Karena
pendekatannya yang tuntas, berbagai disiplin ilmu menggunakan pendekatan
epidemiologi untuk mengetahui dan mengatasi masalah yang dihadapinya baik dalam
lingkup kesehatan maupun diluar kesehatan, sehingga muncul berbagai
epidemiologi yang berkaitan dengan bidang/masalah yang dikaji, atl. :
1.
Epidemiologi Penyakit Infeksi/Menular ;
merupakan sasaran utama epidemiologi sejak dahulu & paling banyak
memberikan hasil dalam penggunaan selama ini
2. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular ; lebih
berkembang setelah PD-II walaupun sebelumnya telah banyak digunakan, seperti
analisa Deficienci Vitamin C (lind), keracunan Timbal (Baker), Pellagra
(Goldberger), Ca Scrotum (Pott)
3. Epidemiologi Klinik ; sedang dikembangkan untuk
dapat membekali para klinisi & dokter tentang cara pendekatan masalah
melalui Ilmu Epidemiologi.
4.
Epidemiologi Pengelolaan Pelayanan kesehatan ; dalam kemajuan industri medis yang cukup banyak
menyerap modal & tenaga kerja, peranan Epidemilogi Manajemen dalam
menganalisa jumlah biaya pengobatan serta biaya pelayanan kesehatan lainnya
merupakan hal yang sangat penting
5.
Epidemiologi Lingkungan & Kesehatan kerja ;
mempelajari & meng analisa keadaan kesehatan tenaga kerja akibat pengaruh
keterpaparan.
6.
Epidemiologi Kesehatan Jiwa ; merupakan salah satu dasar pendekatan & analisis masalah gangguan jiwa dalam masyarakat. Baik mengenai keadaan
kelainan jiwa kelompok penduduk tertentu, maupun analisa berbagai faktor yang
mempengaruhi timbulnya gangguan dalam masyarakat.
7.
Epidemiologi Gizi ; bertujuan dalam analisis berbagai
faktor yang berhubungan erat dengan timbulnya masalah gizi di masyarakat. Baik
bersifat biologis maupun kehidupan sosial masyarakat.
8.
Dll.
Diluar
Kesehatan
9. Epidemiologi
Sosial & perilaku ; perilaku berkaitan erat dengan umur, jenis kelamin,
suku & ras, pekerjaan, status social ekonomi, dll. Banyak memberi kan nilai
risiko dalam penyakit
10. Epidemiologi
Kependudukan ; tidak hanya memberi kan
analisis tentang sifat karakteristik penduduk
secara demografis dalam hubungannya dengan masalah kesehatan & penyakit dalam
masyarakat, tetapi juga sangat berperan dalam berbagai aspek kependudukan.
11. Dll.
F. KEGIATAN EPIDEMIOLOGI
1. Deskriptif ; memberikan gambaran tentang keadaan
serta status kesehatan/penyakit (menurut Host, Agent & Environment)
2. Analitik ; menegakkan hipotesa tentang hubungan
sebab akibat serta menguji hipotesa melalui pengamatan langsung dengan menilai
sifat penyebaran alamiah dalam masyarakat
3.
Eksperimental ; melakukan analisis secara
langsung tentang hubungan sebab akibat melalui percobaan
4.
Prognosa ; melakukan penilaian derajat kesehatan
pada masyarakat tertentu
5.
Evaluasi ; penilaian secara medis maupun ilmiah
A.
REFERENSI
1.
…………., 1994. Pedoman Pengamatan dan
Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) di Indonesia. Direktorat Epidemiologi
dan Imunisasi, Direktorat Jenderal PPM-PLP, Departemen Kesehatan RI. Jakarta.
Hal.
2. Bustan, M.N. 2006. Pengantar Epidemiologi.
Rineka Cipta. Jakarta. Hal. 84-105
3. Nur Nasry Noor, Bahan kuliah Epidemiologi Dasar.
FKM. Unhas.
4.
Ridwan, 2000. Ilmu Kesehatan Masyarakat
Surveilans Epidermiologi Sebuah Pengantar. FKM-UNHAS. Hal. 50-59
5.
Sugiyono, Prof. Dr. 2006. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Atfabeta. Bandung. Hal.
6.
Sutrisna, Bambang. 1986. Pengantar Metoda
Epidemiologi. PT. Dian Rakyat. Jakarta. Hal. 1-5
7.
Wahyudin Rajab, M.Epid. Buku Ajar Epidemiologi
untuk Mahasiswa Kebidanan, EGC. Jakarta
Sabtu, 17 November 2012
PENGANTAR ISBD DIII KEBIDANAN
PENGANTAR
ILMU SOSIAL & BUDAYA DASAR
D-III KEBIDANAN
Setiap manusia berupaya untuk menikmati hidup dan mempertahankan dirinya pada lingkungan dimana dia berada. Dalam upaya menikmati hidup dan mempertahankan dirinya, manusia akan beradaptasi dimana dia berada dan memanipulasi lingkungan tempat tinggalnya agar nyaman dalam menjalankan hidup. Dalam upaya mempertahankan hidup dan meningkatkan kehidupan itulah banyak hal yang dilakukan, tergantung pada alam dan kemampuan yang dimiliki manusia yang ada pada lingkungan itu. Sehingga adaptasi ada sejak manusia ada di muka bumi. Karena manusia mempunyai karakter individu.kelompok dan kondisi lingkungan tempat tinggal yang berbeda-beda maka adaptasi dan manipulasi juga akan berbeda-beda. Sehingga akan didapatkan upaya adaptasi dan manipulasi dari setiap makhluk hidup atau kelompok makhluk hidup yang beragam. Keragaman ini dapat dijumpai di berbagai pelosok bumi.
Dalam upaya mempertahankan hidup, hanya satu sasaran yang hendak dicapai, yaitu sejahtera, dalam artian bisa menikmati hidup sesuai kondisi yang ada. Itulah tujuan yang paling sederhana / mendasar dari setiap manusia. Kalau itu sudah tercapai barulah manusia akan berusaha meningkatkan. Upaya adaptasi dan manipulasi yang dilakukan dan bila dianggap berhasil sesuai dengan tujuan, akan dianut dan dipertahankan oleh individu maupun kelompok, bahkan akan ditiru / diadopsi oleh individu lainnya, termasuk generasi berikutnya. Hal inilah yang menjadi kebiasaan atau budaya dari suatu kelompok populasi.
Ilmu pengetahuan tidak lahir bersama dengan manusia, sehingga dalam beradaptasi menusia menggunakan logika dimana hasilnya (Out Put) bisa bagus dan bisa tidak bagus, termasuk mengatasi sakit. Keadaan ini disadari oleh manusia sehingga selalu melakukan perbaikan/penyempurnaan yang melahirkan banyak pemikiran tentang kejadian penyakit, cara mengatasi dan mencegahnya. Mereka yang yakin dengan pemikiran tertentu akan menerapkannya terus-menerus, dan akan merubahnya kemudian bila sudah tidak yakin lagi, atau ada pemikiran lain yang hasilnya lebih baik. Prinsip ini terus dianut sampai sekarang, sehingga tidak mengherankan bila ada pemikiran nenek moyang yang masih digunakan oleh kalangan tertentu. Keadaan ini melahirkan berbagai aturan yang diyakini oleh masyarakat dan dilaksanakan dengan tekun, walaupun alasannya kadang susah diterima oleh akal, apalagi pembuktian kebenarannya yang tidak jelas.
Perubahan pemikiran mengatasi sakit/pengobatan ini terutama di dilakukan oleh mereka yang tidak puas dengan apa yang terjadi dan senantiasa ingin memperbaikinya ataupun menyempurnakan. Nampaknya, kesempurnaan tidak pernah tercapai karena perubahan terus terjadi terutama pada generasi berikutnya. Keadaan ini melahirkan banyak pemikiran-pemikiran, yang dianut sampai sekarang.
Individu atau kelompok yang tidak bisa beradaptasi akan menjalani hidup tidak sesuai dengan yang dikehendaki, sehingga akan mengalami ketidak nyamanan yang pada akhirnya akan mengalami gangguan. Gangguan yang terasa adalah ketidak nyamanan, kemudian terganggunya fungsi tubuh dalam melaksanakan aktifitas yang pada akhirnya akan menyebabkan sakit.
Dalam menjalani sakit, individu senantiasa berusaha beradaptasi agar sakit yang diderita bisa cepat berakhir. Manusia akan memanfaatkan alam dan mengambil apa yang ada yang ada di alam untuk mengatasi sakitnya. Dalam usaha demikian, manusia cenderung mencontoh kealam, menggunakan logika maupun mencontoh pada hewan.
Masalah kesehatan merupakan masalah yang sangat kompleks dan luas, sehingga perlu pembatasan sesuai dengan bidang keilmuan untuk mengatasi hal tersebut yang pada level tertentu akan dipertemukan atau dapat dipertemukan sehingga melahirkan pemikiran yang kompleks untuk mencapai kondisi kesehatan yang diidamkan.
Pada masyarakat tertentu, ada pemikiran atau prinsip kewajaran atau alamiah sehingga perubahan kondisi kesehatan menjadi bukan hal yang penting walaupun sesungguhnya secara medic mereka terancam (risiko) mengalami sakit atau mengalami sakit. Hal tersebut baru disadari sebagai suatu penyakit setelah benar-benar mengalami sakit.
Berbicara masalah kesehatan, maka di dalamnya melibatkan ; perilaku penduduk, pengetahuan, ekonomi, sosial, budaya, agama, pertanian, keamanan, struktur masyarakat, lapangan kerja, dll. Hal tersebut tidak ada yang boleh terabaikan bila mengharapkan suatu komunitas meningkat derajat kesehatannya. Masalah budaya menjadi salah satu hal yang sangat penting karena merupakan kepercayaan/kebiasaan yang mengakar dalam dalam masyarakat, bahkan ada yang disakralkan. Karena posisinya demikian maka dapat mempengaruhi perjalanan hidup pada masyarakat yang menganutnya, termasuk kondisi kesehatan.
Pada masyarakat tradisional, dengan budaya yang kuat, maka tidak ada kegiatan kehidupan tanpa budaya. Mereka menjalani kehidupan dengan berbagai aturan yang dibuat atas dasar logika. Aturan tersebut dijalankan tanpa disadari bila sudah mempengaruhi kondisi kesehatan. Sangat susah untuk memberikan pemahaman (peningkatan pengetahuan) berkaitan dengan peningkatan kesehatan Untuk memperbaiki derajat kesehatan pada suatu kelompok populasi maka kenalilah budayanya, kemudian sampaikan pembaharuan melalui budayanya.
Dalam anggota keluarga, ada hirarki yang dianut. Hal tersebut menyebabkan terjadi perlakuan yang berbeda pada setiap anggota keluarga. Karena posisi lebih tinggi, tidak jarang mencapai kondisi kesehatan yang lebih baik dibandingkan dengan yang berada diposisi yang lebih rendah. Hal ini dilakukan atas dasar penghormatan terhadap mereka yang lebih tinggi. Penghormatan menjadi hal yang mutlak dalam suatu tatanan masyarakat untuk menjamin keteraturan dalam menjalankan hidup. Dalam agama juga mengajarkan pentingnya saling menghormati. Karena masyarakat menalar sendiri-sendiri, sehingga penghormatan menjadi berlebihan pada kelompok tertentu dan cenderung merugikan kelompok yang lain.
Bila dikaitkan dengan upaya mencapai kesehatan yang diharapkan, bila ditinjau secara ilmiah, aturan yang ada dalam masyarakat cenderung merugikan kaum perempuan. Sehingga tidak mengherankan banyak perempuan yang akhirnya menderita, bahkan meninggal, sebagai akibat dari aturan yang dijalankan.
Perempuan sebagai pembina generasi, penerus generasi, maka wajar bila wanita menjadi sasaran utama dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Tapi harapan ini tidak mudah dijalankan karena banyaknya aturan yang sudah diyakini sebelumnya akan berakibat baik pada dirinya. Hal ini merupakan tantangan berat bagi para Bidan yang dididik untuk mengatasi permasalahan kesehatan pagi perempuan.
Perempuan memiliki banyak karakteristik dalam hidupnya, maka perempuan tersebut harus didekati berdasarkan karakteristiknya. Untuk itu, bidan harus membekali dirinya untuk dapat melakukan pendekatan pada masyarakat (terutama perempuan), terutama pola hidup yang dianut, sosial, budaya dan lain-lain. Dengan pendekatan yang dilakukan, diharapkan masyarakat (terutama perempuan) dapat diberikan edukasi yang dapat meningkatkan derajat kesehatannya.
Daftar Pustaka
1. Foster/Anderson, Antropologi Kesehatan, Universitas Indonesia Press, Jakarta, 1986
2. Fauzi Muzaman, Sosiologi Kesehatan, Universitas Indonesia Press, Jakarta, 1995
3. Gary D. Friedman, Prinsip-prinsip Epidemiologi, Yayasan Esentia Medica, Yogyakarta, 1986.
4. Herimanto, Drs. M.Pd. M.Si, dan Winarno, S.Pd. M.Si, Ilmu Sosial & Budaya Dasar, Bumi Aksara,
Jakarta, 2010.
5. Joko Tri Prasetya, Drs. Dkk. Ilmu Budaya Dasar, Rineka Cipta, Jakarta, 2009.
6. Koentjaraningrat, Prof. Dr, Pengantar Ilmu Antropologi, Rineka Cipta, Jakarta, 2009
7. Mundiri, Drs. Logika, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2002
8. P. Bres, Tindakan Darurat Kesehatan Masyarakat pada Kejadian Luar Biasa, Petunjuk Praktis, Gajah
Mada Universiti Press, Yogyakarta, 1995.
Selasa, 02 Oktober 2012
TUGAS ISBD KEBID SMT III
TUGAS KEBID ISBD SMT. III
( contoh kerangka tugas )
Adat istiadat / Bidaya / Kebiasaan yang ada di masyarakat berkaitan dengan kehamilan dan persalknan.
I. Yang dianjurkan
a. ……
b. ……
c. dst
II. Yang dilarang / tidak diperbolehkan
a. …..
b. ….
c. Dst
PENJELASAN / URAIAN
I. YANG DIANJURKAN
a. ……….
i. Alasan masyarakat
………………………………………………………..........................................................
…………………………………………………………………………………. dst
ii. Tinjauan ilmiah
………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………... dst
b. ……….
c. dst
II. YANG DILARANG / TIDAK DIPERBOLEHKAN
a ……….
i. Alasan masyarakat
………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………... dst
ii. Tinjauan ilmiah
……………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………… dst
b. ……….
c. dst
( contoh kerangka tugas )
Adat istiadat / Bidaya / Kebiasaan yang ada di masyarakat berkaitan dengan kehamilan dan persalknan.
I. Yang dianjurkan
a. ……
b. ……
c. dst
II. Yang dilarang / tidak diperbolehkan
a. …..
b. ….
c. Dst
PENJELASAN / URAIAN
I. YANG DIANJURKAN
a. ……….
i. Alasan masyarakat
………………………………………………………..........................................................
…………………………………………………………………………………. dst
ii. Tinjauan ilmiah
………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………... dst
b. ……….
c. dst
II. YANG DILARANG / TIDAK DIPERBOLEHKAN
a ……….
i. Alasan masyarakat
………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………... dst
ii. Tinjauan ilmiah
……………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………… dst
b. ……….
c. dst
Selasa, 05 Juni 2012
PENANGGULANGAN BENCANA KEPERW
PENANGGULANGAN BENCANA
POKOK BAHASSAN
a. Konsep Bencana
b. Macam bencana
c. Penemuan kasus
d. Pengorganisasian
e. Strategi Penanggulangan
f. Peranan Perawat dl Penanggulangan
Konsep Bencana
• Masalah
kesehatan yang dihadapi ada yang bersifat biasa dan adapula yang bersifat darurat
• Masalah
kesehatan darurat cenderung makin meningkat dan makin beragam
• Dengan
pendekatan epidemiologi, minimal dapat dilakukan upaya-upaya pencegahan untuk
menghindari
keadaan menjadi lebih buruk
Ruang lingkup kedaruratan dapat disamakan dengan beberapa sinonimnya yang bukan saja serupa dengan crisis (gawat) tetapi juga mengenai :
1. Emergency (darurat) 6. Severe (parah)
2. Sudden (mendadak) 7. urgen (penting)
3. Immediately (segera) 8. Specific (khusus)
4. Temporary(sementara) 9. Luas (endemic)
5. treatened (membahayakan)
Suatu masalah kesehatan masyarakat dianggap bersifat darurat jika memp. Karakteristik berupa :
1. Mengenai masyarakat luas (musibah bersifat massal)
2. Memberikan gangguan berat (bencana)
3. Kejadiannya mendadak (acut)
4. Cenderung meluas (musibah demi musibah)
5. Memberikan dampak sosial dan a/ ekonomi
6. Perlu tindakan khusus segera (emergency)
Dapat mencakup ;
1. Musibah massal 10. Emergensi
2. Bencana alam (disaster) 11. Kriminal
3. Cidera/trauma (injury) 12. Kekeringan
4. Kecelakaan (accident) 13. Kelaparan
5. Kerusuhan (riot) 14. Perang (war)
6. Pembunuhan (homocide)
7. Bunuh diri (Suicide)
8. Perkelahian (fighting)
9. Wabah (outbreak) / Pandemi
Ditinjau dari segi kejadian epideminya, maka berbagai jenis kesehatan darurat dapat digolongkan ke dalam 4 bentuk
Terjadinya suatu krisis atau kedaruratan, dapat dilihat dari 3 sudut ;
1. Krisis terjadi sebagai perubahan mendadak mis ; krisis moneter, bencana alam
2. Krisis bisa merupakan perubahan terbalik mis ; pembangunan yang tdk jadi
3. Krisis bisa terbentuk sebagai akibat dari perubahan lingkungan yang mengubah keseimbangan alamiah
yang ada
Berbagai aspek kesehatan masyarakat yang dapat terkait dengan hal-hal yang menjadi bagian Epidemiologi Kesehatan Darurat adalah :
1. Surveilans (active morbidity/mortality survailance)
2. Riwayat perjalanan musibah (natural history of disaster)
3. Upaya preventif
4. Relief effort (rehabilitasi)
5. Perencanaan (health disaster planning)
6. Penelitian khusus
Dalam melakukan surveilans aktif, penyakit-penyakit yang perlu mendapat perhatian hendaknya memenuhi kriteria :
keadaan menjadi lebih buruk
Ruang lingkup kedaruratan dapat disamakan dengan beberapa sinonimnya yang bukan saja serupa dengan crisis (gawat) tetapi juga mengenai :
1. Emergency (darurat) 6. Severe (parah)
2. Sudden (mendadak) 7. urgen (penting)
3. Immediately (segera) 8. Specific (khusus)
4. Temporary(sementara) 9. Luas (endemic)
5. treatened (membahayakan)
Suatu masalah kesehatan masyarakat dianggap bersifat darurat jika memp. Karakteristik berupa :
1. Mengenai masyarakat luas (musibah bersifat massal)
2. Memberikan gangguan berat (bencana)
3. Kejadiannya mendadak (acut)
4. Cenderung meluas (musibah demi musibah)
5. Memberikan dampak sosial dan a/ ekonomi
6. Perlu tindakan khusus segera (emergency)
Dapat mencakup ;
1. Musibah massal 10. Emergensi
2. Bencana alam (disaster) 11. Kriminal
3. Cidera/trauma (injury) 12. Kekeringan
4. Kecelakaan (accident) 13. Kelaparan
5. Kerusuhan (riot) 14. Perang (war)
6. Pembunuhan (homocide)
7. Bunuh diri (Suicide)
8. Perkelahian (fighting)
9. Wabah (outbreak) / Pandemi
Ditinjau dari segi kejadian epideminya, maka berbagai jenis kesehatan darurat dapat digolongkan ke dalam 4 bentuk
- Letupan penyakit (Outbreak), dimana terjadi peningkatan jumlah penderita bila tidak ditangani dengan segera dapat menimbulkan kepanikan di masyarakat, bahkan sampai kematian.Outbreak merupakan bentuk kesehatan darurat yang klasik & masih prevalen
- Pandemi, yaitu terjadi penularan antar Negara karena penularan penyakit yang begitu besar. Pandemi yang luas mengenai dunia adalah pandemi AIDS & rokok
- Penyakit baru (new/emerging disease), dimana penyakit baru muncul dimana sebelumnya tidak pernah ada dan langsung menjadi ancaman. Atau sebelumnya tidak meresahkan kemudian berubah jadi ancaman.
- Kiamat- Kiamat kecil ;
kematian seseorang
- Kiamat pemerintahan ; runtuhnya suatu kekuasaan a/ pemerintahan
- Kiamat besar ; berakhirnya kehidupan di muka bumi
Terjadinya suatu krisis atau kedaruratan, dapat dilihat dari 3 sudut ;
1. Krisis terjadi sebagai perubahan mendadak mis ; krisis moneter, bencana alam
2. Krisis bisa merupakan perubahan terbalik mis ; pembangunan yang tdk jadi
3. Krisis bisa terbentuk sebagai akibat dari perubahan lingkungan yang mengubah keseimbangan alamiah
yang ada
Berbagai aspek kesehatan masyarakat yang dapat terkait dengan hal-hal yang menjadi bagian Epidemiologi Kesehatan Darurat adalah :
1. Surveilans (active morbidity/mortality survailance)
2. Riwayat perjalanan musibah (natural history of disaster)
3. Upaya preventif
4. Relief effort (rehabilitasi)
5. Perencanaan (health disaster planning)
6. Penelitian khusus
Dalam melakukan surveilans aktif, penyakit-penyakit yang perlu mendapat perhatian hendaknya memenuhi kriteria :
- mempunyai Kepentingan kesehatan masyarakat. Yg besar
- Mempunyai Endemisitas lokal atau berkaitan dengan fokus eksternal di daerah atau negara lain.
- Memberi risiko terjadinya penyakit baru yang memp potensi penularan lokal yang tidak diketahui.
- Immunitas yang rendah pada kelompok Manusia & binatang
- Terdapat populasi besar vektor & reservoir yang potensil
- Ekologi yang tidak umum (irigasi, deforestation), iklim (kering, banjir) & migrasi yang mendukung penularan
Keadaan
sebelum kejadian nampak bersifat laten, kemudian meledak, lalu menghilang. Berdasarkan
waktu kejadian (event), perjalanan masalah kesehatan darurat dapat dibagi atas tiga tatanan utama yang semuanya perlu
mendapat perhatian :
- Pre-event
- Event
- Post-event
• Selain
menghadapi masalah penyakit, post-event juga dibebani dengan berbagai masalah
bukan
penyakit, seperti sosial, ekonomi, politik & psikologi.
• Masalah-masalah
itu misalnya adalah pengungsian (refugees), kerusuhan (riot), kemiskinan,
gangguan
kejiwaan (kecemasan & kengerian)
kejiwaan (kecemasan & kengerian)
Peran Epidemiologi
- Mengidentifikasi masalah kesehatan yang sedang dihadapi oleh masyarakat
- Mengikuti masalah yang sedang berkembang dalam masyarakat kemungkinan epidemiologi bersifat dinamis sesuai dengan dinamika masyarakat yang di hadapi
- Menentukan kausa dari berbagai penyakit ataupun masalah yang terjadi ; tindakan pencegahan & penanggulangan
- Menemukan bentuk-bentuk intervensi untuk penanggu langan sampai eradikasi
Upaya-upaya yang dapat dilakukan
- Melakukan pencatatan & pelaporan (RR) dalan suatu sistem survailan
- Membuat desain penelitian untuk menganalisis penyebab masalaha yang terjadi
- Berbagai upaya pencegahan yg dp dilakukan u/ menghindari terjadinya epidemik
- Berbagai upaya intervensi berdasarkan konsep penanggulangan kesehatan darurat
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
suatu plan of action :
• Defenisi
initial case
• Hipotesis
dari keadaan & kecenderungan epidemik
• Tujuan
dari investigasi
• Bentuk
invcestigasi dan strategi pengendalian
• Penentuan
tanggung-jawab personal dari tim & penjadwalan penugasan
• Mobilisasi
internal & external resources
• Pengaturan
dukungan rumah sakit & laboratorium
Sebenarnya dalam penanganan
bencana setidaknya ada empat tahapan, yaitu :
• prevention
/ pencegahan
• preparednes/
kesiapsiagaan
• reaction
/ tanggap darurat
• recovery
/ pemulihan
• Saat
ini sepertinya masyarakat kita masih berfokus pada fase reaction atau tanggap
darurat, dimana
fokus penanganan bencana masih seputar pertolongan di saat terjadi bencana. Kondisi ini sudah cukup
bagus
fokus penanganan bencana masih seputar pertolongan di saat terjadi bencana. Kondisi ini sudah cukup
bagus
• Recovery
lokasi bencana juga sudah banyak dilakukan terutama oleh pemerintah dan
keterlibatan LSM
baik dalam dan luar negeri.
baik dalam dan luar negeri.
• Pencegahan
dan persiapan bencana memerlukan keterlibatan banyak sektor. Pada fase ini
termasuk
diantaranya pelatihan penanggulangan bencana, mitigasi bencana, pembuatan kontigensi plan, persiapan
team bencana, dan sebagainya.
diantaranya pelatihan penanggulangan bencana, mitigasi bencana, pembuatan kontigensi plan, persiapan
team bencana, dan sebagainya.
• Peran
perawat dalam kesiapsiagaan bencana juga sangat berperan diantaranya persiapan
team, pelatihan
sampai ke simulasi penanganan bencana baik yang bersekala “bencana kecil” maupun bencana
sesungguhnya yang berskala besar.
sampai ke simulasi penanganan bencana baik yang bersekala “bencana kecil” maupun bencana
sesungguhnya yang berskala besar.
REFERENSI
1.
…………., 1994. Pedoman Pengamatan dan
Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) di Indonesia. Direktorat Epidemiologi
dan Imunisasi, Direktorat Jenderal PPM-PLP, Departemen Kesehatan RI. Jakarta.
Hal.
2.
Bustan, M. N. 2000. Epidemiologi Kesehatan
Darurat. FKM. Unhas. Makassar. Hal. 2-130
3.
Bustan, M.N. 2006. Pengantar Epidemiologi.
Rineka Cipta. Jakarta. Hal. 84-105
4.
Friedman, Gary D. 1986. Prinsip-prinsip
Epidemiologi, Yayasan Essentia Medika, Yogyakarta. Hal. 295-317.
5.
Nur Nasry Noor, Bahan kuliah Epidemiologi Dasar.
FKM. Unhas.
6.
Ridwan, 2000. Ilmu Kesehatan Masyarakat
Surveilans Epidermiologi Sebuah Pengantar. FKM-UNHAS. Hal. 50-59
7.
Sugiyono, Prof. Dr. 2006. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Atfabeta. Bandung. Hal.
8.
Sugiyono, Prof. Dr. 2006. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Atfabeta. Bandung. Hal.
9.
Sutrisna, Bambang. 1986. Pengantar Metoda
Epidemiologi. PT. Dian Rakyat. Jakarta. Hal. 22-33
10.
Wahyudin Rajab, M.Epid. Buku Ajar Epidemiologi
untuk Mahasiswa Kebidanan, EGC. Jakarta
Langganan:
Postingan (Atom)