EVALUASI SISTEM SURVEILANS
POKOK BAHASAN
a. Pentingnya masalah
a. Pentingnya masalah
b. Sistem
yang di evaluasi
PENTINGNYA MASALAH
3 tegori penting dalam menguraikan kepentingan masalah :
3 tegori penting dalam menguraikan kepentingan masalah :
- Besarnya kasus, Insidence & Prevalence
- Petunjuk beratnya penyakit (misalnya ; angka kematian, Case Falality rate)
- Preventability (kemungkinan pencegahan)
SIFAT EVALUASI
Evaluasi Sistem Menurut Sifat-Sifat
:
- Simplicity (Kesederhanaan)
- Fleksibility (Fleksibel)
- Acceptibility (Kemudahan diterima)
- Sensitivity (Sensitiv)
- Prediktive value positiv
- Representativeness
- Timeliness (Ketepatan waktu)
a. Simplicity
•
Kesederhanaan surveilans berarti struktur
sederhana & mudah dioperasikan
Ukuran yang dapat dipertimbangkan
dalam menilai kesederhanaan sistem :
i. Banyak & jenis informasi yang dibutuhkan untuk
menegakkan hipotesa
- Banyak & jenis sumber laporan
- Cara penyaluran data/informasi kasus
- Banyaknya organisasi yang terlibat dalam penerimaan laporan kasus
- Latihan staf yang dibutuhkan
- Bentuk analisa data
- Banyak & jenis pemakai informasi
b. Fleksibility
= Dapat menyesuaikan diri
terhadap perubahan informasi yang dibutuhkan,atau keadaan lapangan dengan
sedikit waktu, personal & anggaran
=perkiraan terbaik secara
retrospektif dengan mengamati bagaimana sistem menghadapi kebutuhan baru.
Misalnya :
•
Ketika AIDS baru muncul, sistem pelaporan sudah
dapat menyesuaikan
•
Kemampuan surveilans gonorhoe unntuk disesuaikan dengan surveilans
khusus untuk nesseria gonorhoe yang menghasilkan penecillinase
c. Acceptibility
= kemudahan diterima, dimaksudkan
dari idividu atau organisasi untuk ikut serta dalam sistem
Indikator kuantitatif Acct
meliputi :
i.
Angka partisipasi subjek & agen
ii.
Jika partisipasi tinggi, bagaimana cepat
tercapainya
iii.
Angka kelengkapan interview & angka
penolakan pertanyaan (jika ada interview)
iv. Angka
pelaporan dokter, laboratorium, dll.
v.
Ketepatan waktu laporan
Beberapa faktor yang mempengaruhi
acct
i.
Kepentingan kesehatan masyarakat
- Keterlibatan orang-orang dalam pengenalan sistem
- Jawaban sistem terhadap usulan & komentar
- Beban waktu terhadap waktu yang tersedia
- Aturan daerah & Negara dalam pengumpulan data & keyakinan kerahasiaan pribadi (confidentiality)
- Permintaan pemerintah daerah & negara dalam pelaporan
d. Sensitivity
Dalam surveilans dapat dinilai dari
2 tingkat :
•
Pada tingkat pelaporan kasus, proporsi kasus atau
masalah kesehatan yang dideteksi oleh sistem surveilans
•
Kemampuannya untuk mendeteksi epidemi
Kemungkinan lain :
•
Banyaknya orang-orang yang mempunyai telepon, yang
berada di rumah ketika ditelepon, & setuju untuk ikut serta
•
Kemampuan orang untuk mengerti pertanyaan &
menentukan status mereka secara tepat
•
Keinginan responden untuk melaporkan keadaan
mereka
Sensitifitas sistem surveilans
dipengaruhi oleh kemungkinan-kemungkinan
:
i. i. Orang-orang dengan penyakit tertentu atau
masalah kesehatan yang mencari pengobatan medis
- Penyakit atau keadaan yang akan didiagnosa, keterampilan petugas kesehatan & sensitifitas tes diagnostik
- Kasus yang akan dilaporkan kepada sistim & pemberian diagnosanya.
Pengukuran sensitifitas dari sistem
surveilans ditentukan oleh :
i. i. Validitas informasi yang dikumpulkan oleh sistem
- Pengumpulan informasi di luar sistim untuk menentukan frekwensi keadaan dalam komuniti
e. Predictive value
positiv (PVP)
•
Adalah proporsi orang-orang yang diidentifikasi
sebagai kasus yang sesungguhnya memang berada dalam kondisi yang sementara dalam
surveilans
f. Representativeness
•
Sistem Surveilans yang representative adalah yang
dapat menguraikan dengan tepat kejadian peristiwa kesehatan sepanjang waktu
& distrubusinya dalam populasi menurut Waktu & Tempat
g. Timeliness
•
Berarti kecepatan & keterlambatan diantara
langkah-langkah dalam sistem surveilans
•
Dapat dinilai dalam hal tersedianya informasi untuk
kontrol penyakit, baik kontrol segera maupun perencanaan jangka panjang.
A.
REFERENSI
1.
…………., 1994. Pedoman Pengamatan dan
Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) di Indonesia. Direktorat Epidemiologi
dan Imunisasi, Direktorat Jenderal PPM-PLP, Departemen Kesehatan RI. Jakarta.
Hal.
2.
Bustan, M.N. 2006. Pengantar Epidemiologi.
Rineka Cipta. Jakarta. Hal. 84-105
3.
Nur Nasry Noor, Bahan kuliah Epidemiologi Dasar.
FKM. Unhas.
4.
Ridwan, 2000. Ilmu Kesehatan Masyarakat
Surveilans Epidermiologi Sebuah Pengantar. FKM-UNHAS. Hal. 50-59
5.
Sugiyono, Prof. Dr. 2006. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Atfabeta. Bandung. Hal.
6.
Sutrisna, Bambang. 1986. Pengantar Metoda
Epidemiologi. PT. Dian Rakyat. Jakarta. Hal. 22-33
7.
Wahyudin Rajab, M.Epid. Buku Ajar Epidemiologi
untuk Mahasiswa Kebidanan, EGC. Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar