Selasa, 05 Juni 2012

EVALUASI SISTEM SURVEILANS


EVALUASI SISTEM SURVEILANS

POKOK BAHASAN
a.    Pentingnya masalah
b.    Sistem yang di evaluasi
PENTINGNYA MASALAH
3 tegori penting dalam menguraikan kepentingan masalah :
  1. Besarnya kasus, Insidence & Prevalence
  2. Petunjuk beratnya penyakit (misalnya ; angka kematian, Case Falality rate)
  3. Preventability (kemungkinan pencegahan)
SIFAT EVALUASI
Evaluasi Sistem Menurut Sifat-Sifat  :
  1. Simplicity (Kesederhanaan)
  2. Fleksibility (Fleksibel)
  3. Acceptibility (Kemudahan diterima)
  4. Sensitivity (Sensitiv)
  5. Prediktive value positiv
  6. Representativeness 
  7. Timeliness (Ketepatan waktu)
a.  Simplicity
          Kesederhanaan surveilans berarti struktur sederhana & mudah dioperasikan
Ukuran yang dapat dipertimbangkan dalam menilai kesederhanaan sistem :
      i.    Banyak & jenis informasi yang dibutuhkan untuk menegakkan hipotesa
  1. Banyak & jenis sumber laporan
  2. Cara penyaluran data/informasi kasus
  3. Banyaknya organisasi yang terlibat dalam penerimaan laporan kasus
  4. Latihan staf yang dibutuhkan
  5. Bentuk analisa data
  6. Banyak & jenis pemakai informasi
b.   Fleksibility
= Dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan informasi yang dibutuhkan,atau keadaan lapangan dengan sedikit waktu, personal & anggaran
=perkiraan terbaik secara retrospektif dengan mengamati bagaimana sistem menghadapi kebutuhan baru.
Misalnya  :
          Ketika AIDS baru muncul, sistem pelaporan sudah dapat menyesuaikan
          Kemampuan surveilans  gonorhoe unntuk disesuaikan dengan surveilans khusus untuk nesseria gonorhoe yang menghasilkan penecillinase
c.   Acceptibility
= kemudahan diterima, dimaksudkan dari idividu atau organisasi untuk ikut serta dalam sistem
Indikator kuantitatif Acct meliputi :
i.      Angka partisipasi subjek & agen
ii.    Jika partisipasi tinggi, bagaimana cepat tercapainya
iii.   Angka kelengkapan interview & angka penolakan pertanyaan (jika ada interview)
iv.  Angka pelaporan dokter, laboratorium, dll.
v.    Ketepatan waktu laporan
Beberapa faktor yang mempengaruhi acct
i.         Kepentingan kesehatan masyarakat
  1. Keterlibatan orang-orang dalam pengenalan sistem
  2. Jawaban sistem terhadap usulan & komentar
  3. Beban waktu terhadap waktu yang tersedia
  4. Aturan daerah & Negara dalam pengumpulan data & keyakinan kerahasiaan pribadi (confidentiality)
  5. Permintaan pemerintah daerah & negara dalam pelaporan
d.   Sensitivity
Dalam surveilans dapat dinilai dari 2 tingkat  :
          Pada tingkat pelaporan kasus, proporsi kasus atau masalah kesehatan yang dideteksi oleh sistem surveilans
          Kemampuannya untuk mendeteksi epidemi
Kemungkinan lain :
          Banyaknya orang-orang yang mempunyai telepon, yang berada di rumah ketika ditelepon, & setuju untuk ikut serta
          Kemampuan orang untuk mengerti pertanyaan & menentukan status mereka secara tepat
          Keinginan responden untuk melaporkan keadaan mereka
Sensitifitas sistem surveilans dipengaruhi oleh kemungkinan-kemungkinan  :
i.                    i.     Orang-orang dengan penyakit tertentu atau masalah kesehatan yang mencari pengobatan medis
  1. Penyakit atau keadaan yang akan didiagnosa, keterampilan petugas kesehatan & sensitifitas tes diagnostik
  2. Kasus yang akan dilaporkan kepada sistim & pemberian diagnosanya.
Pengukuran sensitifitas dari sistem surveilans ditentukan oleh  :
i.                    i.     Validitas informasi yang dikumpulkan oleh sistem
  1. Pengumpulan informasi di luar sistim untuk menentukan frekwensi keadaan dalam komuniti
e.   Predictive value positiv  (PVP)
          Adalah proporsi orang-orang yang diidentifikasi sebagai kasus yang sesungguhnya memang berada dalam kondisi yang sementara dalam surveilans
f.   Representativeness
          Sistem Surveilans yang representative adalah yang dapat menguraikan dengan tepat kejadian peristiwa kesehatan sepanjang waktu & distrubusinya dalam populasi menurut Waktu & Tempat
g.  Timeliness
          Berarti kecepatan & keterlambatan diantara langkah-langkah dalam sistem surveilans
          Dapat dinilai dalam hal tersedianya informasi untuk kontrol penyakit, baik kontrol segera maupun perencanaan jangka panjang.

A.   REFERENSI 
1.       …………., 1994. Pedoman Pengamatan dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) di Indonesia. Direktorat Epidemiologi dan Imunisasi, Direktorat Jenderal PPM-PLP, Departemen Kesehatan RI. Jakarta. Hal.
2.       Bustan, M.N. 2006. Pengantar Epidemiologi. Rineka Cipta. Jakarta. Hal. 84-105
3.       Nur Nasry Noor, Bahan kuliah Epidemiologi Dasar. FKM. Unhas.
4.       Ridwan, 2000. Ilmu Kesehatan Masyarakat Surveilans Epidermiologi Sebuah Pengantar. FKM-UNHAS. Hal. 50-59
5.       Sugiyono, Prof. Dr. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Atfabeta. Bandung. Hal.
6.       Sutrisna, Bambang. 1986. Pengantar Metoda Epidemiologi. PT. Dian Rakyat. Jakarta. Hal. 22-33
7.       Wahyudin Rajab, M.Epid. Buku Ajar Epidemiologi untuk Mahasiswa Kebidanan, EGC. Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar