Sabtu, 17 November 2012

PENGANTAR ISBD DIII KEBIDANAN

PENGANTAR
ILMU SOSIAL & BUDAYA DASAR
D-III KEBIDANAN

        Setiap manusia berupaya untuk menikmati hidup dan mempertahankan dirinya pada lingkungan dimana dia berada. Dalam upaya menikmati hidup dan mempertahankan dirinya, manusia akan beradaptasi dimana dia berada dan memanipulasi lingkungan tempat tinggalnya agar nyaman dalam menjalankan hidup. Dalam upaya mempertahankan hidup dan meningkatkan kehidupan itulah banyak hal yang dilakukan, tergantung pada alam dan kemampuan yang dimiliki manusia yang ada pada lingkungan itu.  Sehingga adaptasi ada sejak manusia ada di muka bumi. Karena manusia mempunyai karakter individu.kelompok dan kondisi lingkungan tempat tinggal yang berbeda-beda maka adaptasi dan manipulasi juga akan berbeda-beda. Sehingga akan didapatkan upaya adaptasi dan manipulasi dari setiap makhluk hidup atau kelompok makhluk hidup yang beragam. Keragaman ini dapat dijumpai di berbagai pelosok bumi.
           Dalam upaya mempertahankan hidup, hanya satu sasaran yang hendak dicapai, yaitu sejahtera, dalam artian bisa menikmati hidup sesuai kondisi yang ada. Itulah tujuan yang paling sederhana / mendasar dari setiap manusia. Kalau itu sudah tercapai barulah manusia akan berusaha meningkatkan. Upaya adaptasi dan manipulasi yang dilakukan dan bila dianggap berhasil sesuai dengan tujuan,  akan dianut dan dipertahankan oleh individu maupun kelompok, bahkan  akan ditiru / diadopsi oleh individu lainnya, termasuk generasi berikutnya. Hal inilah yang menjadi kebiasaan atau budaya dari suatu kelompok populasi.
      Ilmu pengetahuan tidak lahir bersama dengan manusia, sehingga dalam beradaptasi menusia menggunakan logika dimana hasilnya (Out Put) bisa bagus dan bisa tidak bagus, termasuk mengatasi sakit. Keadaan ini disadari oleh manusia sehingga selalu melakukan perbaikan/penyempurnaan yang melahirkan banyak pemikiran tentang kejadian penyakit, cara mengatasi dan mencegahnya. Mereka yang yakin dengan pemikiran tertentu akan menerapkannya terus-menerus, dan akan merubahnya kemudian bila sudah tidak yakin lagi, atau ada pemikiran lain yang hasilnya lebih baik. Prinsip ini terus dianut sampai sekarang, sehingga tidak mengherankan bila ada pemikiran nenek moyang yang masih digunakan oleh kalangan tertentu. Keadaan ini melahirkan berbagai aturan yang diyakini oleh masyarakat dan dilaksanakan dengan tekun, walaupun alasannya kadang susah diterima oleh akal, apalagi pembuktian kebenarannya yang tidak jelas.
           Perubahan pemikiran mengatasi sakit/pengobatan ini terutama di dilakukan oleh mereka yang tidak puas dengan apa yang terjadi dan senantiasa ingin memperbaikinya ataupun menyempurnakan. Nampaknya, kesempurnaan tidak pernah tercapai karena perubahan terus terjadi terutama pada generasi berikutnya. Keadaan ini melahirkan banyak pemikiran-pemikiran, yang dianut sampai sekarang.
Individu atau kelompok yang tidak bisa beradaptasi akan  menjalani hidup tidak sesuai dengan yang dikehendaki, sehingga akan mengalami ketidak nyamanan yang pada akhirnya akan mengalami gangguan. Gangguan yang terasa adalah ketidak nyamanan, kemudian terganggunya fungsi tubuh dalam melaksanakan aktifitas yang pada akhirnya akan menyebabkan sakit.
           Dalam menjalani sakit, individu senantiasa berusaha beradaptasi agar sakit yang diderita bisa cepat berakhir. Manusia akan memanfaatkan alam dan mengambil apa yang ada yang ada di alam untuk mengatasi sakitnya. Dalam usaha demikian, manusia cenderung mencontoh kealam, menggunakan logika maupun mencontoh pada hewan.
            Masalah kesehatan merupakan masalah yang sangat kompleks dan luas, sehingga perlu pembatasan sesuai dengan bidang keilmuan untuk mengatasi hal tersebut yang pada level tertentu akan dipertemukan atau dapat dipertemukan sehingga melahirkan pemikiran yang kompleks untuk mencapai kondisi kesehatan yang diidamkan.
          Pada masyarakat tertentu, ada pemikiran atau prinsip kewajaran atau alamiah sehingga perubahan kondisi kesehatan menjadi bukan hal yang penting walaupun sesungguhnya secara medic mereka terancam (risiko) mengalami sakit atau mengalami sakit. Hal tersebut baru disadari sebagai suatu penyakit setelah benar-benar mengalami sakit.
        Berbicara masalah kesehatan, maka di dalamnya melibatkan ; perilaku penduduk, pengetahuan, ekonomi, sosial, budaya, agama, pertanian, keamanan, struktur masyarakat, lapangan kerja, dll.  Hal tersebut tidak ada yang boleh terabaikan bila mengharapkan suatu komunitas meningkat derajat kesehatannya. Masalah budaya menjadi salah satu hal yang sangat penting karena merupakan kepercayaan/kebiasaan yang mengakar dalam dalam masyarakat, bahkan ada yang disakralkan. Karena posisinya demikian maka dapat mempengaruhi perjalanan hidup pada masyarakat yang menganutnya, termasuk kondisi kesehatan.
         Pada masyarakat tradisional, dengan budaya yang kuat, maka tidak ada kegiatan kehidupan tanpa budaya. Mereka menjalani kehidupan dengan berbagai aturan yang dibuat atas dasar logika. Aturan tersebut dijalankan tanpa disadari bila sudah mempengaruhi kondisi kesehatan. Sangat susah untuk memberikan pemahaman (peningkatan pengetahuan) berkaitan dengan peningkatan kesehatan Untuk memperbaiki derajat kesehatan pada suatu kelompok populasi maka kenalilah budayanya, kemudian sampaikan pembaharuan melalui budayanya.
          Dalam anggota keluarga, ada hirarki yang dianut. Hal tersebut menyebabkan terjadi perlakuan yang berbeda pada setiap anggota keluarga. Karena posisi lebih tinggi, tidak jarang mencapai kondisi kesehatan yang lebih baik dibandingkan dengan yang berada diposisi yang lebih rendah. Hal ini dilakukan atas dasar penghormatan terhadap mereka yang lebih tinggi. Penghormatan menjadi hal yang mutlak dalam suatu tatanan masyarakat untuk menjamin keteraturan dalam menjalankan hidup. Dalam agama juga mengajarkan pentingnya saling menghormati. Karena masyarakat menalar sendiri-sendiri, sehingga penghormatan menjadi berlebihan pada kelompok tertentu dan cenderung merugikan kelompok yang lain.
           Bila dikaitkan dengan upaya mencapai kesehatan yang diharapkan, bila ditinjau secara ilmiah, aturan yang ada dalam masyarakat cenderung merugikan kaum perempuan. Sehingga tidak mengherankan banyak perempuan yang akhirnya menderita, bahkan meninggal, sebagai akibat dari aturan yang dijalankan.
         Perempuan sebagai pembina generasi, penerus generasi, maka wajar bila wanita menjadi sasaran utama dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Tapi harapan ini tidak mudah dijalankan karena banyaknya aturan yang sudah diyakini sebelumnya akan berakibat baik pada dirinya. Hal ini merupakan tantangan berat bagi para Bidan yang dididik untuk mengatasi permasalahan kesehatan pagi perempuan.
         Perempuan memiliki banyak karakteristik dalam hidupnya, maka perempuan tersebut harus didekati berdasarkan karakteristiknya. Untuk itu, bidan harus membekali dirinya untuk dapat melakukan pendekatan pada masyarakat (terutama perempuan), terutama pola hidup yang dianut, sosial, budaya dan lain-lain. Dengan pendekatan yang dilakukan, diharapkan masyarakat (terutama perempuan) dapat diberikan edukasi yang dapat meningkatkan derajat kesehatannya.   

Daftar Pustaka
1.    Foster/Anderson, Antropologi Kesehatan, Universitas Indonesia Press, Jakarta, 1986
2.    Fauzi Muzaman, Sosiologi Kesehatan, Universitas Indonesia Press, Jakarta, 1995
3.    Gary D. Friedman, Prinsip-prinsip Epidemiologi, Yayasan Esentia Medica, Yogyakarta, 1986.
4.    Herimanto, Drs. M.Pd. M.Si, dan Winarno, S.Pd. M.Si, Ilmu Sosial & Budaya Dasar, Bumi Aksara,
       Jakarta, 2010.
5.    Joko Tri Prasetya, Drs. Dkk. Ilmu Budaya Dasar, Rineka Cipta, Jakarta, 2009.
6.    Koentjaraningrat, Prof. Dr, Pengantar Ilmu Antropologi, Rineka Cipta, Jakarta, 2009
7.    Mundiri, Drs. Logika, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2002
8.    P. Bres, Tindakan Darurat Kesehatan Masyarakat pada Kejadian Luar Biasa, Petunjuk Praktis, Gajah
       Mada Universiti Press, Yogyakarta, 1995.

Selasa, 02 Oktober 2012

TUGAS ISBD KEBID SMT III

                                                                 TUGAS KEBID ISBD SMT. III
( contoh kerangka tugas )
Adat istiadat / Bidaya / Kebiasaan yang ada di masyarakat berkaitan dengan kehamilan dan persalknan.
I.    Yang dianjurkan
       a.    ……
       b.    ……
       c.    dst
II.   Yang dilarang / tidak diperbolehkan
       a.    …..
       b.    ….
       c.    Dst

PENJELASAN / URAIAN
I.    YANG DIANJURKAN
       a.    ……….
             i.    Alasan masyarakat
                  ………………………………………………………..........................................................
                  ………………………………………………………………………………….    dst
            ii.    Tinjauan ilmiah          
                  ………………………………………………………………………………………………
                  …………………………………………………………………………………...  dst
       b.    ……….
       c.    dst

II.    YANG DILARANG / TIDAK DIPERBOLEHKAN
       a    ……….
            i.   Alasan masyarakat
                  ………………………………………………………………………………………………
                  …………………………………………………………………………………... dst
           ii.   Tinjauan ilmiah
                 ……………………………………………………………………………………………
                 …………………………………………………………………………………… dst
       b.    ……….
       c.    dst

Selasa, 05 Juni 2012

PENANGGULANGAN BENCANA KEPERW


PENANGGULANGAN BENCANA 

POKOK BAHASSAN
a. Konsep Bencana
b. Macam bencana
c. Penemuan kasus
d. Pengorganisasian
e. Strategi Penanggulangan
            f. Peranan Perawat dl Penanggulangan
 
Konsep Bencana
       Masalah kesehatan yang dihadapi ada yang bersifat biasa dan adapula yang bersifat darurat
       Masalah kesehatan darurat cenderung makin meningkat dan makin  beragam
       Dengan pendekatan epidemiologi, minimal dapat dilakukan upaya-upaya pencegahan untuk menghindari
     keadaan menjadi lebih buruk
Ruang lingkup kedaruratan dapat disamakan dengan beberapa sinonimnya yang bukan saja serupa dengan crisis (gawat) tetapi juga mengenai  :
1. Emergency (darurat)                     6. Severe (parah)
2. Sudden (mendadak)                     7. urgen (penting)
3. Immediately (segera)                     8. Specific (khusus)
4. Temporary(sementara)                  9. Luas (endemic)
5. treatened (membahayakan)

Suatu masalah kesehatan masyarakat dianggap bersifat darurat jika memp. Karakteristik berupa :
1. Mengenai masyarakat luas (musibah bersifat massal)
2. Memberikan gangguan berat (bencana)
3. Kejadiannya mendadak (acut)
4. Cenderung meluas (musibah demi musibah)
5. Memberikan dampak sosial dan a/ ekonomi
6. Perlu tindakan khusus segera (emergency)

Dapat mencakup  ;
1. Musibah massal                           10. Emergensi
2. Bencana alam (disaster)               11. Kriminal
3. Cidera/trauma (injury)                  12. Kekeringan
4. Kecelakaan (accident)                 13. Kelaparan
5. Kerusuhan (riot)                          14. Perang (war)
6. Pembunuhan (homocide)
7. Bunuh diri (Suicide)
8. Perkelahian (fighting)
9. Wabah (outbreak) / Pandemi

Ditinjau dari segi kejadian epideminya, maka berbagai jenis kesehatan darurat dapat digolongkan ke dalam 4 bentuk
  1. Letupan penyakit (Outbreak), dimana terjadi peningkatan jumlah penderita bila tidak ditangani dengan segera dapat menimbulkan kepanikan di masyarakat, bahkan sampai kematian.Outbreak merupakan bentuk kesehatan darurat yang klasik & masih prevalen
  2. Pandemi, yaitu terjadi penularan antar Negara karena penularan penyakit yang begitu besar. Pandemi yang luas mengenai dunia adalah pandemi AIDS & rokok  
  3. Penyakit baru (new/emerging disease), dimana penyakit baru muncul dimana sebelumnya tidak pernah ada dan langsung menjadi ancaman. Atau sebelumnya tidak meresahkan kemudian berubah jadi ancaman.
  4. Kiamat- Kiamat kecil                   ; kematian seseorang
    - Kiamat pemerintahan      ; runtuhnya suatu kekuasaan   a/ pemerintahan
    - Kiamat besar                  ; berakhirnya kehidupan di muka bumi
 Kejadian Kesehatan Darurat  :
Terjadinya suatu krisis atau kedaruratan, dapat dilihat dari 3 sudut  ;
1. Krisis terjadi sebagai perubahan mendadak mis ; krisis moneter, bencana alam
2. Krisis bisa merupakan perubahan terbalik    mis ; pembangunan yang tdk jadi
3. Krisis bisa terbentuk sebagai akibat dari perubahan lingkungan yang mengubah keseimbangan alamiah
    yang ada

Berbagai aspek kesehatan masyarakat yang dapat terkait dengan hal-hal yang menjadi bagian Epidemiologi Kesehatan Darurat adalah  :
1. Surveilans (active morbidity/mortality survailance)
2. Riwayat perjalanan musibah (natural history of disaster)
3. Upaya preventif
4. Relief effort (rehabilitasi)
5. Perencanaan (health disaster planning)
6. Penelitian khusus

Dalam melakukan surveilans aktif, penyakit-penyakit yang perlu mendapat perhatian hendaknya memenuhi kriteria :
  1. mempunyai Kepentingan kesehatan masyarakat. Yg besar
  2. Mempunyai Endemisitas lokal atau berkaitan dengan fokus eksternal di daerah atau negara lain.
  3. Memberi risiko terjadinya penyakit baru yang memp potensi penularan lokal yang tidak diketahui.
  4. Immunitas yang rendah pada kelompok Manusia & binatang
  5. Terdapat populasi besar vektor & reservoir yang potensil
  6. Ekologi  yang tidak umum (irigasi, deforestation), iklim (kering, banjir) & migrasi yang mendukung penularan
Keadaan sebelum kejadian nampak bersifat laten, kemudian meledak, lalu menghilang. Berdasarkan waktu kejadian (event), perjalanan masalah kesehatan darurat dapat dibagi atas tiga  tatanan utama  yang semuanya perlu mendapat perhatian  :
  1. Pre-event
  2. Event
  3. Post-event
       Selain menghadapi masalah penyakit, post-event juga dibebani dengan berbagai masalah bukan  
     penyakit, seperti sosial, ekonomi, politik & psikologi.
       Masalah-masalah itu misalnya adalah pengungsian (refugees), kerusuhan (riot), kemiskinan, gangguan
     kejiwaan (kecemasan & kengerian)

Peran Epidemiologi
  1. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang sedang dihadapi oleh masyarakat
  2. Mengikuti masalah yang sedang berkembang dalam masyarakat kemungkinan epidemiologi bersifat dinamis sesuai dengan dinamika masyarakat yang di hadapi
  3. Menentukan kausa dari berbagai penyakit ataupun masalah yang terjadi ; tindakan pencegahan & penanggulangan
  4. Menemukan bentuk-bentuk intervensi untuk penanggu langan sampai eradikasi
Upaya-upaya yang dapat dilakukan
  1. Melakukan pencatatan & pelaporan (RR) dalan suatu sistem survailan
  2. Membuat desain penelitian untuk menganalisis penyebab masalaha yang terjadi
  3. Berbagai upaya pencegahan yg dp dilakukan u/ menghindari terjadinya epidemik
  4. Berbagai upaya intervensi berdasarkan konsep penanggulangan kesehatan darurat
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam suatu plan of action :
       Defenisi initial case
       Hipotesis dari keadaan & kecenderungan epidemik
       Tujuan dari investigasi
       Bentuk invcestigasi dan strategi pengendalian
       Penentuan tanggung-jawab personal dari tim & penjadwalan penugasan
       Mobilisasi internal & external resources
       Pengaturan dukungan rumah sakit & laboratorium
Sebenarnya dalam penanganan bencana setidaknya ada empat tahapan, yaitu :
       prevention / pencegahan
       preparednes/ kesiapsiagaan
       reaction / tanggap darurat
       recovery / pemulihan
       Saat ini sepertinya masyarakat kita masih berfokus pada fase reaction atau tanggap darurat, dimana
     fokus penanganan bencana masih seputar pertolongan di saat terjadi bencana. Kondisi ini sudah cukup
     bagus
       Recovery lokasi bencana juga sudah banyak dilakukan terutama oleh pemerintah dan keterlibatan LSM
     baik dalam dan luar negeri.
       Pencegahan dan persiapan bencana memerlukan keterlibatan banyak sektor. Pada fase ini termasuk
     diantaranya pelatihan penanggulangan bencana, mitigasi bencana, pembuatan kontigensi plan, persiapan
     team bencana, dan sebagainya.
       Peran perawat dalam kesiapsiagaan bencana juga sangat berperan diantaranya persiapan team, pelatihan
     sampai ke simulasi penanganan bencana baik yang bersekala “bencana kecil” maupun bencana
     sesungguhnya yang berskala besar.

 REFERENSI 
1.       …………., 1994. Pedoman Pengamatan dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) di Indonesia. Direktorat Epidemiologi dan Imunisasi, Direktorat Jenderal PPM-PLP, Departemen Kesehatan RI. Jakarta. Hal.
2.       Bustan, M. N. 2000. Epidemiologi Kesehatan Darurat. FKM. Unhas. Makassar. Hal. 2-130
3.       Bustan, M.N. 2006. Pengantar Epidemiologi. Rineka Cipta. Jakarta. Hal. 84-105
4.       Friedman, Gary D. 1986. Prinsip-prinsip Epidemiologi, Yayasan Essentia Medika, Yogyakarta. Hal. 295-317.
5.       Nur Nasry Noor, Bahan kuliah Epidemiologi Dasar. FKM. Unhas.
6.       Ridwan, 2000. Ilmu Kesehatan Masyarakat Surveilans Epidermiologi Sebuah Pengantar. FKM-UNHAS. Hal. 50-59
7.       Sugiyono, Prof. Dr. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Atfabeta. Bandung. Hal.
8.       Sugiyono, Prof. Dr. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Atfabeta. Bandung. Hal.
9.       Sutrisna, Bambang. 1986. Pengantar Metoda Epidemiologi. PT. Dian Rakyat. Jakarta. Hal. 22-33
10.   Wahyudin Rajab, M.Epid. Buku Ajar Epidemiologi untuk Mahasiswa Kebidanan, EGC. Jakarta

METODA EPIDEMIOLOGI KEPERW


METODA EPIDEMIOLOGI
POKO BAHASAN
-          Surveylans epidemiologi
-           Survey observasi
-           Experiment
 
A. SURVEYLANS EPIDEMIOLOGI
     SURVEILANS adalah  Kewaspadaan & kegiatan mengamati timbul dan penyebaran penyakit beserta
     faktor-faktor yang mempengaruhi pada masyarakat, secara :

       -          Terus menerus
       -          Tepat & menyeluruh
     dengan tujuan untuk mengetahui :
     Bagaimana epidemiologi & berapa besar masalah penyakit di masyarakat, berguna untuk :
     Informasi yang up to date mengenai penyakit, untuk :
     1. Monitor program yang sedang berjalan
     2. Evaluasi hasil program
     3. Sistem Kewaspadaan Dini

Dengan demikian, surveilans memantau semua aspek yang berkaitan dengan kemungkinan timbulnya dan menyebarnya penyakit di masyarakat secara terus menerus sepanjang waktu. Bila hasil pemantauan tersebut diolah dengan baik akan diperoleh gambaran kejadian suatu penyakit dan pola penyebarannya pada suatu populasi. Hasil ini akan sangat berguna untuk pengendalian penyakit yang sama selanjutnya.
-  Program yang sudah berjalan yang diarahkan untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat dapat
   dimonitoring, apakah berjalan dengan baik atau belum.
-  Setiap kegiatan yang sudah selesai dijalankan dapat dilakukan evaluasi dengan melihat perkembangan
    kejadian penyakit di masyarakat.
-  Bila suatu penyakit sudah diketahui pada kondisi mana akan terjadi peningkatan jumlah penderita, maka
    hasil dari surveilans dapat dijadikan  sebagai dasar untuk sistem kewaspadaan dini.

      TUJUAN SUEVEILANS
      A. TUJUAN UMUM
           Diperoleh informasi epidemiologi penyakit tertentu & terdistribusinya informasi tersebut kepada :
                    - Program terkait
                    - Pusat penelitian / kajian
                    - Unit surveilans lain
      B. Tujuan Khusus
    1. Terkumpulnya data kesakitan, laboratorium, KLB & keracunan
    2. Terdistribusinya data kepada jenjang unit surv
    3. Terlaksananya pengolahan & penyajian Data & analisis epidemiologi lebih lanjut
    4. Terdistribusinya hasail pengolahan dan penyajian data beserta analisis epidemiologi
      Manfaat Surveilans
    1. Perencanaan program pemberantasan penyakit
    2. Evaluasi program pemberan tasan penyakit
    3. Penanggulangan KLB
           Tujuan pengumpulan data
         untuk menentukan :
    1. Melompok/golongan populasi yang mempunyai risiko terbesar untuk terserang penyakit
    2. Jenis dari agent & karakteristiknya
    3. Reservoir dari infeksi
    4. Keadaan bagaimana transmisi dapat berlangsung
    5. Kejadian penyakit secara keseluruhan
    6. Sifat dari wabah (sumber, cara, dsb)
           Jenis data yang dibutuhkan untuk menyediakan informasi tersebut. Dapat dipikirkan dengan menjawab
         pertanyaan-pertanyaan berikut : 
         •          APA         ; yang menjadi masalah
         •          SIAPA      ; yang terkena, distribusinya menurut umur, jenis kelamin, pekerjaan, penduduk, dsb.
         •          DIMANA ; masalah itu terjadi menurut tempat tinggal, tempat kerja, dsb
         •          KAPAN    ; masalah itu terjadi menurut hari, bulan, musim, dsb.
         •          BAGAIMANA ; masalah itu terjadi. Keadaan khusus, vektor, sumber penularan, kelompok
                                          rentan, faktor-faktor penentu lain
         •          MENGAPA ; masalah itu terjadi, mengapa masih berlanjut terus ?
         •          LALU APA ; tinkan intervensi intervensi yang telah dilakukan berdasarkan informasi yang ada, &
                                     bagaimana keberhasilannya.
          SYARAT DATA  :
    1. Dipercaya            -          Reliable
    2. Nyata                  -          Factual
    3. Cermat                -          Accurate
    4. Tepat waktu         -          Up to Date
    5. Lengkap              -          Complete
    6. Sesuai kebutuhan -          Relevant
    7. Sah/masih berlaku-          Valid


    B. SURVEY OBSERVASI
    Study Observational dikenal 3 cara :
    1. Study prospektive (cari penyebab) dikirim kemudian diperiksa (=kohor=longitudinal)
    2. Study Restrospektive (cari akibat) dari penyakit cari penyebab (Case control)
    3. Study Cross Sectional datang kemudian cari org sakit (1+2)
    C. EXPERIMENT
    Dikenal 3 methode
    1. Memakai percobaan dg binatang
    2. Metoda simulasi
    3. Percobaan pada manusia
    REFERENSI 
    1.       …………., 1994. Pedoman Pengamatan dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) di Indonesia. Direktorat Epidemiologi dan Imunisasi, Direktorat Jenderal PPM-PLP, Departemen Kesehatan RI. Jakarta. Hal.
    2.       Bustan, M.N. 2006. Pengantar Epidemiologi. Rineka Cipta. Jakarta. Hal. 84-105
    3.       Nur Nasry Noor, Bahan kuliah Epidemiologi Dasar. FKM. Unhas.
    4.       Ridwan, 2000. Ilmu Kesehatan Masyarakat Surveilans Epidermiologi Sebuah Pengantar. FKM-UNHAS. Hal. 50-59
    5.       Sugiyono, Prof. Dr. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Atfabeta. Bandung. Hal.
    6.       Sugiyono, Prof. Dr. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Atfabeta. Bandung. Hal.
    7.       Sutrisna, Bambang. 1986. Pengantar Metoda Epidemiologi. PT. Dian Rakyat. Jakarta. Hal. 22-33
    Wahyudin Rajab, M.Epid. Buku Ajar Epidemiologi untuk Mahasiswa Kebidanan, EGC. Jakarta

    FREKWENSI PENYAKIT KEPERW


    FREKWENSI PENYAKIT
    D-III
    POKOK BAHASAN
    -          Rate, Ratio, Proporsi
    -           Incidence Prevalence

              PERHITUNGAN FREKWENSI PENYAKIT  ( S1 )
    1. Nilai Rate, Rato & Proporsi
    2. Nilai Rate yg berhubungan dg Penyk, K’mati’, Reproduksi, Nilai Rate Khusus
    3. Insidensi, Prevalensi, Risk angka serangan & Yg Bertalian
    1. Arti & Kegunaan Frekwensi Penyakit
              Dimaksudkan untuk Menilai keadaan penyakit pada suatu Populasi atau Sub Populasi tertentu.
              Penggunaan nilai Absolut sering menimbul kan kesalahan penilaian, terutama bila membandingkan
          keadaan penyakit pada lebih dari 1 atau beberapa kelompok populasi (kelompok penduduk).
              Harus mengerti penggunaan nilai rate,ratio & proporsi
    Ratio (a/b)
              Dapat diartikan sebagai di bandingkan dengan
              Perbandingan antara 2 hal & tidak mutlak ada hubungan
              Merupakan perbandingan antara 2 kwantitas
                    - Kwantitas pembilang ; Nominator
                    - Kwantitas penyebut   ; Denominator
              Jika pembilang bagian dari penyebut disebut Proporsi
              Jarang digunakan kecuali pada  beberpa hal khusus. Seperti ; Sex ratio, ratio mortalitas yang
          distandarisasi (SMR), dll.
    Rate : a/(a+b) x k, Wkt ttt
              Adalah besarnya peristiwa yang terjadi terhadap jumlah total penduduk tempat peristiwa berlangsung
          dalam batas waktu tertentu
              Adalah Ratio yang pembilangnya merupakan bagian dari penyebut & merupakan hasil pengumpulan
          data dalam 1 (satu) periode waktu, sedangkan penyebutnya hasil perhitungan
    Incidence Rate
              Jumlah kasus baru yang timbul dibagi dengan jumlah penduduk
          Manfaat ;
    1. Pengamatan & rencana penanggulangan penyakit dp dilihat
    2. Potret masalah penduduk
    3. Kecenderungan & frekwensi penyakit dapat dipantau
    4. Pemanatauan & Evaluasi untuk pencegahan & penanggulangan Penyakit
    5. Untuk perbandingan angka antar waktu & wilayah
    Yang Pelu Diperhatikan dari Incidens
              Penyebut adalah mereka yang terancam (risk) penyakit tertentu, berdasarkan waktu
              Pembilang adalah mereka yang menderita dan semuanya berasal dari mereka yang terancam penyakit
          tersebut.
              Interval waktu harus tetap.
              Hasilnya dapat dikalikan dengan unit tertentu (100, 1000, dst)
    1. Sangat berguna dalam Epidemilogi Deskriptip uuntuk menerangkan/menentukan mereka atau kelompok penduduk yang menderita atau terancam (risk). Sehingga dapat digunakan sebagai dasar program pencegahan & penanggulangan
    Insidensi Rate diperlukan Untuk
    1. Membandingkan perkembangan penyakit pada populasi atau kelompok yang berbeda atau pada periode yang berbeda.
    2. Mencari etiologi dari suatu penyakit
    Prevalence
              Merupakan ukuran tentang jumlah atau proporsi dari kasus atau masalah kesehatan pada suatu populasi
          tertentu.
              Prevalence Rate (PR) menunjukkan proporsi person yang mempunyai penyakit tertentu pada suatu titik
          waktu tertentu atau suatu periode waktu tertentu pada populasi yang diamati. Karena itu dikenal 2 (dua)
          macam PR ;
                    a. Point Prevalence Rate
                    b. Period Prevalence Rate
    a. Point Prevalence Rate
              Adalah jumlah mereka yang masih sakit pada satu waktu tertentu.
              Biasanya nilai hasil pengamatan atau survei pada satu waktu tertentu.
              Nilai ini sangat erat hubungannya
              Merupakan data penyakit yang serupa dengan sensus. Menggambarkan jumlah penderita yang ada
           pada suatu waktu
              Adalah proporsi dari penduduk yang sakit pada waktu tersebut.
              Pembilangnya terdiri atass semua orang yang sakit tanpa dibedakan kapan mulai sakit
              Penyebutnya jumlah penduduk yang diperiksa baik yang sakit maupun sehat.
    b. Period Prevalence Rate
              Menunjukkan jumlah penderita pada 1 (satu) periode waktu
              Adalah jumlah tersebut dibagi satuan penduduk yang diperiksa
              Sangat jarang digunakan sehingga disamakan dengan Point Prevalens. Rate
              Berguna bagi administrator Yankes (Pelayanan Kesehatan) untuk merencanakan perencanaan
          kesehatan yang sesuai dengan populasi tersebut.
    Inciednce X Prevalence
              Inc ; jlh kejadian a/ peristiwa penyakit yg tjd dl periode ttt diandingkan dg jl penddk.
              Pre ; jlh individu yg pd saat ttt memiliki ciri penyakit ttt dibanding dg jlh penduduk
    Ø  Inc lebih menjelaskan ttg derajat penularan penyakit
    Ø  Pre lebih menjelaskan ttg beban upaya pe layanan kesehatan
    Attack Rate
              Adalah Inciddens Rate yang periodenya terbatas
              Attack Rate penting dalam penelitian-penelitian penyakit menular
              Risiko untuk menderita penyakit berlangsung dalam waktu singkat
    = Jlh Kasus : Pop at Risk (selama epidemi)
    Secondary Attack Rate (Angka Serangan II)
    = Jlh Kasus Secunder : Pop At Risk
              Proporsi ; a/(a+b) x k
              Merupakan perbandingan dimana pembilang merupakan bagian penyebut
              Merupakan perbandingan mirip rate tetapi dasarnya bukan jumlah penduduk tetapi jumlah semua
           yang mengalami peristiwa yang sejenis
              2. Hubungan & Kegunaan          Prev & Inc
              Point Prev           ; Sensus & survei
              Incidense            ; Penelitian
              Nilai PP tgt         ; - Incidence
                                       - Beratnya Penyakit
                                       - Efektifitas pengobatan
              Hub Prev, Inc & Periode Wkt
                    - Penyk Kronis   : Durasi Inc         
                    - Penyk Akut      : D                           Inc         
              Bila Inc & Prev tetap       : P = D X I
                      
              Case Fataliti Rate
                 =
    A.   REFERENSI 
    1.       …………., 1994. Pedoman Pengamatan dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) di Indonesia. Direktorat Epidemiologi dan Imunisasi, Direktorat Jenderal PPM-PLP, Departemen Kesehatan RI. Jakarta. Hal.
    2.       Bustan, M.N. 2006. Pengantar Epidemiologi. Rineka Cipta. Jakarta. Hal. 84-105
    3.       Friedman, Gary D. 1986. Prinsip-prinsip Epidemiologi, Yayasan Essentia Medika, Yogyakarta. Hal.
    4.        Nur Nasry Noor, Bahan kuliah Epidemiologi Dasar. FKM. Unhas.
    5.       Ridwan, 2000. Ilmu Kesehatan Masyarakat Surveilans Epidermiologi Sebuah Pengantar. FKM-UNHAS. Hal. 50-59
    6.       Sugiyono, Prof. Dr. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Atfabeta. Bandung. Hal.
    7.       Sugiyono, Prof. Dr. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Atfabeta. Bandung. Hal.
    8.       Sutrisna, Bambang. 1986. Pengantar Metoda Epidemiologi. PT. Dian Rakyat. Jakarta. Hal. 22-33
    9.       Wahyudin Rajab, M.Epid. Buku Ajar Epidemiologi untuk Mahasiswa Kebidanan, EGC. Jakarta

    PERUBAHAN & PERKEMBANGAN POLA PENYK KEPERW


    PERUBAHAN & PERKEMBANGAN
    POLA PENYAKIT

    POKOK BAHASAN
         -     Hubungan Sebab Akibat pola Penyakit dng W, T & O
         -     Klasifikasi Penyakitt
         -     Tingkatan Pencegaha Penyakit
    A. HUBUNGAN SEBAB AKIBAT
         TRIAS EPIDEMIOLOGI (Segi Tiga Epidemiologi)
         •    Model Host-Agent-Environment
            Faktor Host (tuan rumah, pejamu) Adalah manusia atau mahluk hidup lainnya, yang menjadi tempat
            terjadinya proses alamiah perkembangan penyakit, dapat berupa ;
            -          umur,         - jenis kelamin,     - ras,
            -          status gizi,  - Anatomi tubuh,  - etnik
            -          Keadaan fisiologi tubuh : lelah, hamil, strees, pubertas, keadaan gizi
            -          Keadaan Immunologis : antibodi dari ibu, vaksinasi, ada infeksi sebelumnya
            -          Tingkah laku (behavior) : life style, personal hygiene, hubungan antar pribadi, rekreasi
        •    Karakteristik Host ; 
           a. Resistensi        ; kemampuan host bertahan terhadap suatu penyakit.
           b. Immunitas       ; kesanggupan host mengembangkan suatu respon immunologis (alamiah, buatan)
                                       sehingga tubuh kebal pada penyakit tertentu.
           c. Infectiousness ; potensi host yg terinfeksi untuk menularkan pada orang lain, baik sakit maupun sehat.
           Faktor Agent ; adalah suatu unsur (organisma hidup atau kuman infektif) yang dapat menyebabkan
           terjadinya suatu penyakit. Pada penyakit tertentu dapat single kausa (infeksi) & multi kausa  
           (non-infeksi), dapat berupa :
        •   Karakteristik Agent :
           a. Invasitas     : kemampuan agent untuk melakukan penetrasi & menyebar setelah memasuki jaringan   
           b. Infektifitas  : kesanggupan agent untuk beradaptasi sendiri terhadap lingkungan dari host untuk tinggal
                                  & berkembang biak (multiply) dalam jaringan host
           c. Patogenitas : kesanggupan agent untuk menimbulkan reaksi klinis yang patologis setelah terjadi
                                   infeksi pada host yang diserang
           d. Virulensi     : kesanggupan agent menimbulkan reaksi patologis berat yang mungkin hingga
                                   menyebabkan kematian.
           e. Toksisitas    : kesanggupan agent untuk memproduksi reaksi kimia yang toksis oleh substansi kimia
                                   yang dibuatnya
           f. Antigenitas   : kesanggupan agent untuk merangsang reaksi immunologis dalam host

        •  Agent Biologis dapat berupa
           1. Metazoa   : cacing
           2. Protozoz   : amoeba, malaria
           3. Bakteri     : sipilis, typhoid, tbc, pneumonia
           4. Fungi        : Histoplasmosis, taenia pedis
           5. Rickettsia : Rocky mountain spotted fever
           6. Virus        : campak, cacar (smallpox), polio-
       •    Lingkungan ; adalah semua faktor luar dari suatu individu. Dapat berupa Lingkungan. fisik, biologis,
                               sosial
          1. Fisik : geologi, iklim, geografik
          2. Biologis : kepadatan penduduk, flora (sbg sbr makanan), fauna (sbg sbr protein
          3. Sosial : migrasi/urbanisasi, lingkungan kerja, perumahan, kekacauan, bencana alam, perang, banjir.
       •   Karakteristik Environment
          a. Topografi ; situasi lokasi tertentu, baik yang natural maupun buatan yang mungkin mempengaruhi
              terjadinya & penyebaran suatu penyakit tertentu.
          b. Geografi  ; keadaan yang berhubungan dengan struktur geologi dari bumi yang berhubungan dengan
              kejadian penyakit
       •   PERSON, PLACE & TIME
          •    Informasi PPT berguna untuk menggambarkan adanya perbedaan dl keterpaparan dan susceptibilitas.
          •    Perbedaan ini akan dp dipakai sbg  :
              –        petunjuk ttg sumber,
              –        agent yang bertanggung jawab,
              –        transmisi dan
              –        penyebaran
              suatu penyakit
        1. person Adalah karakteristik individu yang mempengaruhi keterpaparan yang mereka dapatkan &
            susceptibilitasnya terhadap penyakit
        2. Place Memberikian petunjuk pola perbedaan penyakit yang dapat menjadi pegangan dalam mencari
             faktor lain yang belum diketahui. Dapat berupa ; blok, RT/RK, Kota, Desa, ……..
        3. Time Dapat menjadi pedoman tentang kejadian yang ada dalam masyarakat.
        Dl setahun banyak kelahiran ;
        –        Banyak perkawinan
        –        Banyak perceraian
        –        Banyak anak yg diinginkan
        –        Keadaan ekonomi
        –        Migrasi, dll
    B. KLASIFIKASIN PENYAKIT
        Klasifikasi Penyakit Menurut ICD (International Classification of Diseases = Klasifikasi    
        International Penyakit)
    1. Penyakit Infeksi & Parasit
    2. Neoplasma
    3. Penyk. Endokrin, Nutrisi & Metabolik, & Gangguan Imunitas
    4. Pnyk. Darah & Organ Pembentuk Darah
    5. Gangguan Mental
    6. Penyk. Sistem Saraf & Alat Indra
    7. Penyk. Sistem Peredaran Darah
    8. Penyk. Sistem Pernapasan
    9. Penyk. Sistem Pencernaan
    10. Penyk. Sistem Kencing & Kelamin
    11. Komplikasi Kehamilan, Persalin” & Nipas Penyk. 
    12. Kulit & Jaringan Bawah Kulit Penyk. 
    13. Sistem Otot Rangka & Jrg. Ikat 
    14. Kelainan Bawaan 
    15. Keadaan Ttt yg berasal dr ms Perinatal Gejala, Tanda & Keadaan tdk Jelas 
    16. Cedera & Keracunan
    TINGKATA PENCCEGAHAN
    Contoh Upaya Pencegahan  

    1. Premordial 
        •     Memberikan kondisi pada masyarakat yg memungkinkan penyakit tidak mendapat dukungan dasar
            dari kebiasaan, gaya hidup & faktor risiko lainnya. 
        •       Prakondisi harus diciptakan dengan multimitra 
        •       Mis. rokok
    2. Health Promotion
    1. Kebersihan pribadi / lingkungan
    2. Makanan bergizi
    3. Peningkatan kesehatan
         •          Tindakan sehat
         •          Kondisi kerja yang baik
         •          Harmonisasi keluarga
         •          Rekreasi
    3. Specyfic Protection
        •          Imunisasi
        •          Kebersihan Perorangan & lingkungan
        •          Perlindungan bahaya bahan-2 dalam pekerjaan
        •          Pencegahan Lakalantas
        •          Pembedaan bahan-bahan khusus
    4. Early Diagnosis & Promt Treatment
        •          Usaha Case Finding ; mencari kasus sedi- ni mungkin
        •          Screening
        •          Survay selective
        •          Pengobatan teratur
        •          General chek Up
    5. Disability Limitation
        •          Pengobatan yang tepat
        •          Mencegah terjadinya komplikasi
        •          Penyediaan fasilitas-fasilitas
    6. Rehabilitation
        •          Penyediaan sarana latihan bagi yg cacat
        •          Penyuluhan memberi semangat bagi pengguna fasilitas.

    REFERENSI 
    1.       …………., 1994. Pedoman Pengamatan dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) di Indonesia. Direktorat Epidemiologi dan Imunisasi, Direktorat Jenderal PPM-PLP, Departemen Kesehatan RI. Jakarta. Hal.
    2.       Bustan, M.N. 2006. Pengantar Epidemiologi. Rineka Cipta. Jakarta. Hal. 84-105
    3.       Nur Nasry Noor, Bahan kuliah Epidemiologi Dasar. FKM. Unhas.
    4.       Ridwan, 2000. Ilmu Kesehatan Masyarakat Surveilans Epidermiologi Sebuah Pengantar. FKM-UNHAS. Hal. 50-59
    5.       Sugiyono, Prof. Dr. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Atfabeta. Bandung. Hal.
    6.       Sugiyono, Prof. Dr. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Atfabeta. Bandung. Hal.
    7.     Sutrisna, Bambang. 1986. Pengantar Metoda Epidemiologi. PT. Dian Rakyat. Jakarta. Hal. 22-33
    8.  Wahyudin Rajab, M.Epid. Buku Ajar Epidemiologi untuk Mahasiswa Kebidanan, EGC. Jakarta