Sabtu, 17 November 2012

PENGANTAR ISBD DIII KEBIDANAN

PENGANTAR
ILMU SOSIAL & BUDAYA DASAR
D-III KEBIDANAN

        Setiap manusia berupaya untuk menikmati hidup dan mempertahankan dirinya pada lingkungan dimana dia berada. Dalam upaya menikmati hidup dan mempertahankan dirinya, manusia akan beradaptasi dimana dia berada dan memanipulasi lingkungan tempat tinggalnya agar nyaman dalam menjalankan hidup. Dalam upaya mempertahankan hidup dan meningkatkan kehidupan itulah banyak hal yang dilakukan, tergantung pada alam dan kemampuan yang dimiliki manusia yang ada pada lingkungan itu.  Sehingga adaptasi ada sejak manusia ada di muka bumi. Karena manusia mempunyai karakter individu.kelompok dan kondisi lingkungan tempat tinggal yang berbeda-beda maka adaptasi dan manipulasi juga akan berbeda-beda. Sehingga akan didapatkan upaya adaptasi dan manipulasi dari setiap makhluk hidup atau kelompok makhluk hidup yang beragam. Keragaman ini dapat dijumpai di berbagai pelosok bumi.
           Dalam upaya mempertahankan hidup, hanya satu sasaran yang hendak dicapai, yaitu sejahtera, dalam artian bisa menikmati hidup sesuai kondisi yang ada. Itulah tujuan yang paling sederhana / mendasar dari setiap manusia. Kalau itu sudah tercapai barulah manusia akan berusaha meningkatkan. Upaya adaptasi dan manipulasi yang dilakukan dan bila dianggap berhasil sesuai dengan tujuan,  akan dianut dan dipertahankan oleh individu maupun kelompok, bahkan  akan ditiru / diadopsi oleh individu lainnya, termasuk generasi berikutnya. Hal inilah yang menjadi kebiasaan atau budaya dari suatu kelompok populasi.
      Ilmu pengetahuan tidak lahir bersama dengan manusia, sehingga dalam beradaptasi menusia menggunakan logika dimana hasilnya (Out Put) bisa bagus dan bisa tidak bagus, termasuk mengatasi sakit. Keadaan ini disadari oleh manusia sehingga selalu melakukan perbaikan/penyempurnaan yang melahirkan banyak pemikiran tentang kejadian penyakit, cara mengatasi dan mencegahnya. Mereka yang yakin dengan pemikiran tertentu akan menerapkannya terus-menerus, dan akan merubahnya kemudian bila sudah tidak yakin lagi, atau ada pemikiran lain yang hasilnya lebih baik. Prinsip ini terus dianut sampai sekarang, sehingga tidak mengherankan bila ada pemikiran nenek moyang yang masih digunakan oleh kalangan tertentu. Keadaan ini melahirkan berbagai aturan yang diyakini oleh masyarakat dan dilaksanakan dengan tekun, walaupun alasannya kadang susah diterima oleh akal, apalagi pembuktian kebenarannya yang tidak jelas.
           Perubahan pemikiran mengatasi sakit/pengobatan ini terutama di dilakukan oleh mereka yang tidak puas dengan apa yang terjadi dan senantiasa ingin memperbaikinya ataupun menyempurnakan. Nampaknya, kesempurnaan tidak pernah tercapai karena perubahan terus terjadi terutama pada generasi berikutnya. Keadaan ini melahirkan banyak pemikiran-pemikiran, yang dianut sampai sekarang.
Individu atau kelompok yang tidak bisa beradaptasi akan  menjalani hidup tidak sesuai dengan yang dikehendaki, sehingga akan mengalami ketidak nyamanan yang pada akhirnya akan mengalami gangguan. Gangguan yang terasa adalah ketidak nyamanan, kemudian terganggunya fungsi tubuh dalam melaksanakan aktifitas yang pada akhirnya akan menyebabkan sakit.
           Dalam menjalani sakit, individu senantiasa berusaha beradaptasi agar sakit yang diderita bisa cepat berakhir. Manusia akan memanfaatkan alam dan mengambil apa yang ada yang ada di alam untuk mengatasi sakitnya. Dalam usaha demikian, manusia cenderung mencontoh kealam, menggunakan logika maupun mencontoh pada hewan.
            Masalah kesehatan merupakan masalah yang sangat kompleks dan luas, sehingga perlu pembatasan sesuai dengan bidang keilmuan untuk mengatasi hal tersebut yang pada level tertentu akan dipertemukan atau dapat dipertemukan sehingga melahirkan pemikiran yang kompleks untuk mencapai kondisi kesehatan yang diidamkan.
          Pada masyarakat tertentu, ada pemikiran atau prinsip kewajaran atau alamiah sehingga perubahan kondisi kesehatan menjadi bukan hal yang penting walaupun sesungguhnya secara medic mereka terancam (risiko) mengalami sakit atau mengalami sakit. Hal tersebut baru disadari sebagai suatu penyakit setelah benar-benar mengalami sakit.
        Berbicara masalah kesehatan, maka di dalamnya melibatkan ; perilaku penduduk, pengetahuan, ekonomi, sosial, budaya, agama, pertanian, keamanan, struktur masyarakat, lapangan kerja, dll.  Hal tersebut tidak ada yang boleh terabaikan bila mengharapkan suatu komunitas meningkat derajat kesehatannya. Masalah budaya menjadi salah satu hal yang sangat penting karena merupakan kepercayaan/kebiasaan yang mengakar dalam dalam masyarakat, bahkan ada yang disakralkan. Karena posisinya demikian maka dapat mempengaruhi perjalanan hidup pada masyarakat yang menganutnya, termasuk kondisi kesehatan.
         Pada masyarakat tradisional, dengan budaya yang kuat, maka tidak ada kegiatan kehidupan tanpa budaya. Mereka menjalani kehidupan dengan berbagai aturan yang dibuat atas dasar logika. Aturan tersebut dijalankan tanpa disadari bila sudah mempengaruhi kondisi kesehatan. Sangat susah untuk memberikan pemahaman (peningkatan pengetahuan) berkaitan dengan peningkatan kesehatan Untuk memperbaiki derajat kesehatan pada suatu kelompok populasi maka kenalilah budayanya, kemudian sampaikan pembaharuan melalui budayanya.
          Dalam anggota keluarga, ada hirarki yang dianut. Hal tersebut menyebabkan terjadi perlakuan yang berbeda pada setiap anggota keluarga. Karena posisi lebih tinggi, tidak jarang mencapai kondisi kesehatan yang lebih baik dibandingkan dengan yang berada diposisi yang lebih rendah. Hal ini dilakukan atas dasar penghormatan terhadap mereka yang lebih tinggi. Penghormatan menjadi hal yang mutlak dalam suatu tatanan masyarakat untuk menjamin keteraturan dalam menjalankan hidup. Dalam agama juga mengajarkan pentingnya saling menghormati. Karena masyarakat menalar sendiri-sendiri, sehingga penghormatan menjadi berlebihan pada kelompok tertentu dan cenderung merugikan kelompok yang lain.
           Bila dikaitkan dengan upaya mencapai kesehatan yang diharapkan, bila ditinjau secara ilmiah, aturan yang ada dalam masyarakat cenderung merugikan kaum perempuan. Sehingga tidak mengherankan banyak perempuan yang akhirnya menderita, bahkan meninggal, sebagai akibat dari aturan yang dijalankan.
         Perempuan sebagai pembina generasi, penerus generasi, maka wajar bila wanita menjadi sasaran utama dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Tapi harapan ini tidak mudah dijalankan karena banyaknya aturan yang sudah diyakini sebelumnya akan berakibat baik pada dirinya. Hal ini merupakan tantangan berat bagi para Bidan yang dididik untuk mengatasi permasalahan kesehatan pagi perempuan.
         Perempuan memiliki banyak karakteristik dalam hidupnya, maka perempuan tersebut harus didekati berdasarkan karakteristiknya. Untuk itu, bidan harus membekali dirinya untuk dapat melakukan pendekatan pada masyarakat (terutama perempuan), terutama pola hidup yang dianut, sosial, budaya dan lain-lain. Dengan pendekatan yang dilakukan, diharapkan masyarakat (terutama perempuan) dapat diberikan edukasi yang dapat meningkatkan derajat kesehatannya.   

Daftar Pustaka
1.    Foster/Anderson, Antropologi Kesehatan, Universitas Indonesia Press, Jakarta, 1986
2.    Fauzi Muzaman, Sosiologi Kesehatan, Universitas Indonesia Press, Jakarta, 1995
3.    Gary D. Friedman, Prinsip-prinsip Epidemiologi, Yayasan Esentia Medica, Yogyakarta, 1986.
4.    Herimanto, Drs. M.Pd. M.Si, dan Winarno, S.Pd. M.Si, Ilmu Sosial & Budaya Dasar, Bumi Aksara,
       Jakarta, 2010.
5.    Joko Tri Prasetya, Drs. Dkk. Ilmu Budaya Dasar, Rineka Cipta, Jakarta, 2009.
6.    Koentjaraningrat, Prof. Dr, Pengantar Ilmu Antropologi, Rineka Cipta, Jakarta, 2009
7.    Mundiri, Drs. Logika, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2002
8.    P. Bres, Tindakan Darurat Kesehatan Masyarakat pada Kejadian Luar Biasa, Petunjuk Praktis, Gajah
       Mada Universiti Press, Yogyakarta, 1995.