Faktor Pendorong dan Penghambat Pembangunan
Dalam proses pembangunan ditemukan
adanya faktor pendorong dan penghambat atas jalannya proses pembangunan itu
sendiri. Berikut ini uraian singkatnya:
Faktor pendorong
1. Nilai-nilai budaya
a. berorientasi pada kemampuan sendiri
b. sifat tahan penderitaan
c. berorientasi pada usaha
d. sikap toleransi
e. gotong royong
2. Sikap mental
a. penilaian tinggi terhadap unsur-unsur yang membawa kebaikan
b. penilaian tinggi terhadap hasil karya orang lain
c. ingin menguasai alam dengan kaidah yang benar
d. berorientasi masa depan
e. penilaian tinggi terhadap kerjasama
Faktor penghambat
1. sikap tradisionalistis
2. Vested Interest
3. prasangka buruk terhadap sesuatu yang baru
4. kekhawatiran terjadi kegagalan pada integrasi budaya
5. hambatan yang bersifat ideologis
6. komunikasi yang belum lancar
7. tingkat pendidikan rendah
selain itu, terdapat pula sikap mental yang tidak cocok untuk pembangunan, seperti:
a. sikap pasrah menerima
b. sikap kurang disiplin
c. sikap kurang suka kerja keras
d. sikap kurang jujur
e. sikap hidup boros
f. sikap ketergantungan terhadap orang lain
g. sikap prasangka buruk terhadap pembaruan
h. sikap mengisolasi terhadap pembaruan
VII
FAKTOR PENDORONG DAN PENGHAMBAT PEMBANGUNAN KESEHATAN INDONESIA
FAKTOR PENDORONG DAN PENGHAMBAT PEMBANGUNAN KESEHATAN INDONESIA
A. PEMBANGUNAN KESEHATAN
Berdasarkan
data SDKI 2002 - 2003, kondisi dan status kesehatan Perempuan Indonesia masih
rendah. Hal ini terlihat dari Indikator Angka Kematian Ibu (AKI) Angka Kematian
Ibu atau Maternal Mortality Rate (MMR) di Indonesia untuk periode
tahun1998-2002, adalah sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidup.. AKI di
Indonesia masih berada di posisi tertinggi dibandingkan negara-negara lain di
ASEAN. Adapun faktor penyebabnya adalah status kesehatan reproduksi ibu yang
buruk, status gizi ibu sebelum dan selama kehamilan yang rendah, kurangnya
tingkat pendidikan ibu,dan rendahnya tingkat ekonomi keluarga.
Isu
lain adalah rentannya perempuan terhadap Penyakit menular ( HIV/AIDS)
terutama daerah padat penduduk, perbatasan dan daerah wisata karena kurangnya
pengetahuan HIV/AIDS dan kurangnya akses pelayanan pencegahan dan Kekerasan
Terhadap Perempuan. Masih banyaknya penyakit infeksi dan menular yang
disebutkan diatas, menyebabkan beban ganda (double burden)yang ditanggung semakin
berat ,karena penyakit degenerative dan life style tergolong tinggi. Revrisond
bawsir dkk (1999), dalam bukunya “pembangunan tanpa perasaan”menyebutkan bahwa
pelayanan kesehatan kita belum menjangkau seleruh lapisan masyarakat alias
tidak merata,diperparah lagi subsidi sector kesehatan malah dinikmati kalangan
‘berpunya’.
Ironisnya,
masyarakat, media massa, politikus bahkan insan kesehatan masih memandang hak
kesehatan hanya pada hak untuk memperoleh pelayanan kuratif dirumah sakit
dan puskesmas .Padahal,hak untuk menikmati hidup sehat jauh lebih luas daripada
sekedar hak akan pelayanan kuratif.salah satu jaminan dari Negara bahwa segala
akses informasi tentang kesehatan dan ketersediannya harus terpenuhi bagi
segala lapisan masyarakat.
Kesehatan
perempuan sebagai sebuah investasi merupakan cerminan dari pentingnya SDM yang
produktif. Di beberapa Negara maju yang menggunakan konsep sehat produktif,
sehat adalah sarana atau alat untuk hidup sehari-hari secara produktif. Upaya
kesehatan harus diarahkan untuk dapata membawa setiap penduduk memiliki
kesehatan yang cukup agar bisa hidup produktif.
Selama
ini, pemerintah masih memandang sektor kesehatan sebagai sektor konsumtif,
kesehatan tidak dilihat sebagai investasi, tetapi hanya dilihat sebagai sector
kesejahteraan yang dinilai menjadi beban biaya. Bukti nyatanya adalah alokasi
belanja kesehatan pemerintah yang sangat rendah, hanya sekitar 2-3% dari total
belanja Negara. Namun ironisnya, pelayanan kesehatan malah menjadi sumber
pendapatan pembangunan.
Disini
membuktikan pemerintah menerapkan standar ganda dalam bidang kesehatna. Disatu
sisi, belanja kesehatan dianggap beban dan tidak diprioritaskan. Disisi lain,
pelayanan kesehatan dijadikan sumber pendapatan. Artinya pembangunan Negara ini
disokong dari uang rakyat yang sakit. Sehingga masuk akal bila ada orang usil
mengatakan ”bila pemerintah ingin mendapat sumber pendapatan yang besar sebar
saja kuman atau virus kepada masyarakat, agar masyarakat menjadi sakit dan
kemudian mereka berobat ke rumah sakit pemerintah”.
Padahal
dengan rendahya alokasi belanja kesehatan akan menghasilkan indicator kesehatan
yang rendah. Jika dibandingkan dengan Negara ASEAN, Indonesia terendah dalam
belanja kesehatan. Dalam laporan kesehatan WHO tahun 1999, Indonesia hanya
mengeluarkan 1,8% dari produk domestik brutonya (PDB) untuk belanja kesehatan.
Sementara Negara ASEAN lain yang memiliki PDB perkapita lebih tinggi
mengeluarkan porsi lebih besar untuk kesehatan. Maka tidak mengherankan bila
indicator kesehatan Indonesia, terendah di antara Negara ASEAN, karna kita
menanam modal lebih kecil, maka kita mendapat hasil yang sedikit.
Menurut
Thabrany (1999),terdapat lorelasi negative antara status kesehatan dengan
pendapatan perkapita di kemudian hari,jika factor lain konstan. Negara-negara
yang diawal 70-an memiliki AKB tinggi,tidak memiliki AKB
tinggi,tidak memiliki pendapatan perkapita tinggi di tahun 1991lingkungan
eksekutif, legisletif, maupun dari masyarakat termasuk swasta. Kunci sukses
lainnya di tengah keterbasan sumber daya dalam hal pembiayaandan tenaga adalah
memprioritaskan bidang bidang pembangunan kesehatan , seperti kesehatan Ibu dan
Anak.
Kondisi tersebut diatas menunjukan
,kesehatan sebagai salah satu unsur Utama SDM dan sebagai modal tahan lama bagi
pembangunan kesehatan Indonesia sama sekali belum dianggap penting oleh para
pembuat keputusan. Padahal adagium di lingkungan internasional yang menyebutkan
“Health is not everything, but without health, everything is nothing” merupakan
cerminan dari urgensitas kesehatan dalam suatu pengembangan masyarakat dan
pembangunan secara nasional.maka diharapkan bagi pemerintah untuk memahami
keadaan tersebut dan menyusun paradigma yang menyokong Pembangunan dengan
meningkatkan kesehatan agar menghasilkan SDM yang berkualitas.
B.
PERMASALAHAN UMUM KESEHATAN
1. Disparitas status kesehatan
Disparitas adalah perbedaan; jarak: ada
-- upah yg diterima oleh para pekerja pabrik itu. Di Indonesia yang sungguh
kaya luar biasa ini,status Menghalangi pemiliknya untuk mendapatkan hak
kesehatan yang layak. , masyarakat, media massa, politikus bahkan insan
kesehatan masih memandang hak kesehatan hanya pada hak untuk memperoleh
pelayanan kuratif dirumah sakit dan puskesmas . "Meskipun secara
nasional kualitas kesehatan masyarakat telah meningkat namun disparitas antar
tingkat sosial ekonomi dan antar wilayah masih cukup tinggi," katanya.
Padahal, hak untuk menikmati hidup
sehat jauh lebih luas daripada sekedar hak akan pelayanan kuratif.salah satu
jaminan dari Negara bahwa segala akses informasi tentang kesehatan dan
ketersediannya harus terpenuhi bagi segala lapisan masyarakat.Belum Dipenuhi
oleh Negara.Selama ini Kesehatan Dianggap sebagai barang yang mahal, Kesehatan
Di Indonesia hanya untuk kalangan berpunya ‘orang miskin dilarang sakit’disini.tragis,
mengingat Kekayaan Indonesia yang luar biasa banyak. Kemana hasil-hasil bumi
Indonesia.
Mukhlas,52 th adalah salah satu
warga miskin yang telah bertahun-tahun menyimpan hutang kepada rumah sakit
Negara karena tidak mempunyai biaya pengobatan,5 th yang lalu dia terjatuh dari
pohon kelapa.biaya pengobatan yang semakin hari dirasakan semakin berat membuat
sebagian Warga negeri ini menjadi Enggan memperdulikan kesehatannya. Mereka
cenderung acuh tak acuh terhadap kesehatan. Padahal buila ditilik kembali
kesehatan adalah Pilar Negara untuk memajukan Negara. Kapan Kesehatan akan
menjadi barang yang Murah,bahkan gratis.
2. Beban Ganda penyakit
Bagi masyarakat Indonesia
khususnya,penyakit memiliki beban ganda,yang pertama adalah rasa sakit yang diderita
dan Uang yang cukup banyak untuk mengatasi masalah penyakit yang
dideritanya.hal ini memberikan dampak negative pada Pasien yang
bersangkutan,karena keterbatasan Dana,mereka mendapakan keterbatasan Pelayanan
kesehatan.
3. Kinerja Pelayanan yang rendah
JAKARTA - Menteri Koordinator bidang
Kesejahteraan Rakyat, Agung Laksono, menilai kinerja pelayanan kesehatan masih
rendah terutama di daerah tertinggal, terpencil, perbatasan dan pulau-pulau
terluar. "Padahal kinerja kesehatan merupakan salah satu faktor penting
dalam upaya peningkatan kualitas kesehatan penduduk," katanya, malam ini.
Agung Laksono, menjelaskan hal itu merupakan tantangan pembangunan kesehatan di
Indonesia yang memerlukan dukungan semua elemen bangsa.
"Rendahnya kualitas pelayanan
kesehatan yang ditandai dengan masih dibawah standarnya kualitas pelayanan
sebagian rumah sakit daerah serta keterbatasan tenaga kesehatan juga menjadi
tantangan yang harus segera diatasi," katanya. Dikatakan, hingga saat ini
jumlah dan distribusi dokter, bidan serta perawat belum merata dimana
disparitas rasio dokter umum per 100.000 penduduk antar wilayah masih
tinggi."Indonesia mengalami kekurangan pada hampir semua tenaga kesehatan
yang diperlukan," katanya.
4. Perilaku masyarakat yang kurang
mendukung hidup Bersih
Dewasa ini sikap masyarakat
Indonesia juga sama buruknya dengan system yang mengatur kesehatan.Jika anda
berkunjung ke Jakarta missalnya,lihatlah sungai disana kini sungai di Jakarta
mengalami perubahan fungsi,fungsi sungai bukan lagi menjadi tata perairan kota
tapi tempat sampah umum. Belum lagi ada masyarakat yang MCK di sungai, begitu
pula di sebagian wilayah pedesaan Indonesia kesadaraan akan pentingnya
kesehatan belum kita temukan di masyarakat kita.
5. Rendahnya Kondisi kesehatan
lingkungan
Rendahnya Pembangunan Ekonomi yang
belum merata adalah biang keladi pokok masalah ini.hal tersebut menimbulkan
kesenjangan soasial Baik Papan,sandang dan pangan. Pertanyaan mengapa kesehatan
lebih banyak dialamai oleh orang tak berpunya,mungkin jawabannya adalah karena
lingkungan tempat tinggal yang buruk.
C. LANGKAH LANGKAH YANG HARUS DITEMPUH
1.
Pembangunan Berwawasan Kesehatan
A.internal
1.) memperbaiki kinerja pelayanan
kesehatan
Seiring berkembangnya Pengetahuan dan kebutuhan masyarakat
tentang arti kesehatan,maka para pelaku kesehatan dituntut untuk memberikan
pelayanan kesehatan yang lebih baik,oleh karena itu semua pihak yang bekerja
dalam kesehatan disarankan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitasnya, baik
dengan pendidikan normal, pendidikan informal, seminar seminar kesehatan. Dan
selalu mengakses informasi ter-update.langkah langkah ini diharapkan bisa
memajukan kesehatan Indonesia.
2.) mengelola masyarakat
Pembangunan Diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat tujuannya adalah Mengubah
perilaku masyarakat. Diselenggarakan dengan dasar-dasar perikemanusiaan,
pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata dikarenakan
Masyarakat sebagai penentu kesehatannya sendiri . Memperhatikan dinamika kependudukan,
epidemiolog, ekologi, kemajuan iptek, serta
globalisasi dan demokratisasi hal
ini Berurusan dengan pengaruh dari sektor lain.
B. Eksternal
1.) diluar system kesehatan
Banyaknya factor lambatnya pembangunan kesehatan di
Indonesia, perlu segera di atasi.faktor dari luar pelaku kesehatan adalah
para pasien ataupun sasaran kesehatan yaitu masyarakat.dilihat dari segi
perekonomian Indonesia saja telah dapat dilihat kesenjangan yang terjadi,di
harapkan Departemen kesehatan, masyarakat, dan para pelaku kesehatan lebih
peduli juga terhadap masalah masalah ini.kebiasaan masyarakat miskin yang
cenderung jorok, bukan tanpa alasan, adalah karena kesterbatasan
mereka,sementara sikap acuh mereka disebakan oleh minimnya pengertahuan
masyarakat tentang kesehatan.Pelaku kesehatan di harapkan mengadakan penyuluhan-penyuluhan,serta
pemberdayaan masyarakat, bukan hanya di kota, tapi terlebih didesa desa
pedalaman.
2.) Determinan kesehatan
Untuk merealisasikan tujuan-tujuan diatas tersebut perlu
ditingkatkan sector social ekonomi, budaya positif dan lingkungan yang
sehat.Perilaku gaya hidup dipengaruhi oleh :
· Pendidikan
· Pertanian
· Industry pangan
· Lingkungan kerja
· Pekerjaan
· Air besih dan sanitasi
· Serta pelayanan kesehatan perumahan
Semua
itu perlu ditingkatkan guna kemajuan dan peningkatan pembangunan kesehatan.namun
hal yang terpenting untuk meningkatkan kesehatan SDM Indonesia adalah
factor genetic dan kondisi awal kehidupannya.yang bersangkutan dengan Ibu
hamil,masa kehamilan dan kelahiran.peningkatan dalam hal ini sangatlah penting
untuk di perhatikan oleh semua masyarakat Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar