Sabtu, 04 Februari 2012

Faktor Pendorong dan Penghambat Pembangunan


Faktor Pendorong dan Penghambat Pembangunan

Dalam proses pembangunan ditemukan adanya faktor pendorong dan penghambat atas jalannya proses pembangunan itu sendiri. Berikut ini uraian singkatnya:

Faktor pendorong

1. Nilai-nilai budaya

a. berorientasi pada kemampuan sendiri
b. sifat tahan penderitaan
c. berorientasi pada usaha
d. sikap toleransi
e. gotong royong

2. Sikap mental

a. penilaian tinggi terhadap unsur-unsur yang membawa kebaikan
b. penilaian tinggi terhadap hasil karya orang lain
c. ingin menguasai alam dengan kaidah yang benar
d. berorientasi masa depan
e. penilaian tinggi terhadap kerjasama


Faktor penghambat

1. sikap tradisionalistis
2. Vested Interest
3. prasangka buruk terhadap sesuatu yang baru
4. kekhawatiran terjadi kegagalan pada integrasi budaya
5. hambatan yang bersifat ideologis
6. komunikasi yang belum lancar
7. tingkat pendidikan rendah


selain itu, terdapat pula sikap mental yang tidak cocok untuk pembangunan, seperti:

a. sikap pasrah menerima
b. sikap kurang disiplin
c. sikap kurang suka kerja keras
d. sikap kurang jujur
e. sikap hidup boros
f. sikap ketergantungan terhadap orang lain
g. sikap prasangka buruk terhadap pembaruan
h. sikap mengisolasi terhadap pembaruan

VII
FAKTOR PENDORONG DAN PENGHAMBAT PEMBANGUNAN KESEHATAN INDONESIA


A.      PEMBANGUNAN KESEHATAN
   Berdasarkan data SDKI 2002 - 2003, kondisi dan status kesehatan Perempuan Indonesia masih rendah. Hal ini terlihat dari Indikator Angka Kematian Ibu (AKI) Angka Kematian Ibu atau Maternal Mortality Rate (MMR) di Indonesia untuk periode tahun1998-2002, adalah sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidup.. AKI di Indonesia masih berada di posisi tertinggi dibandingkan negara-negara lain di ASEAN. Adapun faktor penyebabnya adalah status kesehatan reproduksi ibu yang buruk, status gizi ibu sebelum dan selama kehamilan yang rendah, kurangnya tingkat pendidikan ibu,dan rendahnya tingkat ekonomi keluarga.
Isu lain adalah rentannya perempuan terhadap Penyakit menular ( HIV/AIDS) terutama daerah padat penduduk, perbatasan dan daerah wisata karena kurangnya pengetahuan HIV/AIDS dan kurangnya akses pelayanan pencegahan dan Kekerasan Terhadap Perempuan. Masih banyaknya penyakit infeksi dan menular yang disebutkan diatas, menyebabkan beban ganda (double burden)yang ditanggung semakin berat ,karena penyakit degenerative dan life style tergolong tinggi. Revrisond bawsir dkk (1999), dalam bukunya “pembangunan tanpa perasaan”menyebutkan bahwa pelayanan kesehatan kita belum menjangkau seleruh lapisan masyarakat alias tidak merata,diperparah lagi subsidi sector kesehatan malah dinikmati kalangan ‘berpunya’.
Ironisnya, masyarakat, media massa, politikus bahkan insan kesehatan masih memandang hak kesehatan hanya pada hak untuk memperoleh pelayanan kuratif dirumah sakit  dan puskesmas .Padahal,hak untuk menikmati hidup sehat jauh lebih luas daripada sekedar hak akan pelayanan kuratif.salah satu jaminan dari Negara bahwa segala akses informasi tentang kesehatan dan ketersediannya harus terpenuhi bagi segala lapisan masyarakat.
 Kesehatan perempuan sebagai sebuah investasi merupakan cerminan dari pentingnya SDM yang produktif. Di beberapa Negara maju yang menggunakan konsep sehat produktif, sehat adalah sarana atau alat untuk hidup sehari-hari secara produktif. Upaya kesehatan harus diarahkan untuk dapata membawa setiap penduduk memiliki kesehatan yang cukup agar bisa hidup produktif.
Selama ini, pemerintah masih memandang sektor kesehatan sebagai sektor konsumtif, kesehatan tidak dilihat sebagai investasi, tetapi hanya dilihat sebagai sector kesejahteraan yang dinilai menjadi beban biaya. Bukti nyatanya adalah alokasi belanja kesehatan pemerintah yang sangat rendah, hanya sekitar 2-3% dari total belanja Negara. Namun ironisnya, pelayanan kesehatan malah menjadi sumber pendapatan pembangunan.
Disini membuktikan pemerintah menerapkan standar ganda dalam bidang kesehatna. Disatu sisi, belanja kesehatan dianggap beban dan tidak diprioritaskan. Disisi lain, pelayanan kesehatan dijadikan sumber pendapatan. Artinya pembangunan Negara ini disokong dari uang rakyat yang sakit. Sehingga masuk akal bila ada orang usil mengatakan ”bila pemerintah ingin mendapat sumber pendapatan yang besar sebar saja kuman atau virus kepada masyarakat, agar masyarakat menjadi sakit dan kemudian mereka berobat ke rumah sakit pemerintah”.
Padahal dengan rendahya alokasi belanja kesehatan akan menghasilkan indicator kesehatan yang rendah. Jika dibandingkan dengan Negara ASEAN, Indonesia terendah dalam belanja kesehatan. Dalam laporan kesehatan WHO tahun 1999, Indonesia hanya mengeluarkan 1,8% dari produk domestik brutonya (PDB) untuk belanja kesehatan. Sementara Negara ASEAN lain yang memiliki PDB perkapita lebih tinggi mengeluarkan porsi lebih besar untuk kesehatan. Maka tidak mengherankan bila indicator kesehatan Indonesia, terendah di antara Negara ASEAN, karna kita menanam modal lebih kecil, maka kita mendapat hasil yang sedikit.
 Menurut Thabrany (1999),terdapat lorelasi negative antara status kesehatan dengan pendapatan perkapita di kemudian hari,jika factor lain konstan. Negara-negara yang diawal     70-an memiliki AKB tinggi,tidak memiliki AKB tinggi,tidak memiliki pendapatan perkapita tinggi di tahun 1991lingkungan eksekutif, legisletif, maupun dari masyarakat termasuk swasta. Kunci sukses lainnya di tengah keterbasan sumber daya dalam hal pembiayaandan tenaga adalah memprioritaskan bidang bidang pembangunan kesehatan , seperti kesehatan Ibu dan Anak.
          Kondisi tersebut diatas menunjukan ,kesehatan sebagai salah satu unsur Utama SDM dan sebagai modal tahan lama bagi pembangunan kesehatan Indonesia sama sekali belum dianggap penting oleh para pembuat keputusan. Padahal adagium di lingkungan internasional yang menyebutkan “Health is not everything, but without health, everything is nothing” merupakan cerminan dari urgensitas kesehatan dalam suatu pengembangan masyarakat dan pembangunan secara nasional.maka diharapkan bagi pemerintah untuk memahami keadaan tersebut dan menyusun paradigma yang menyokong Pembangunan dengan meningkatkan kesehatan agar menghasilkan SDM yang berkualitas.

B. PERMASALAHAN UMUM KESEHATAN
1.    Disparitas status kesehatan
Disparitas adalah perbedaan; jarak: ada -- upah yg diterima oleh para pekerja pabrik itu. Di Indonesia yang sungguh kaya luar biasa ini,status Menghalangi pemiliknya untuk mendapatkan hak kesehatan yang layak. , masyarakat, media massa, politikus bahkan insan kesehatan masih memandang hak kesehatan hanya pada hak untuk memperoleh pelayanan kuratif dirumah sakit  dan puskesmas . "Meskipun secara nasional kualitas kesehatan masyarakat telah meningkat namun disparitas antar tingkat sosial ekonomi dan antar wilayah masih cukup tinggi," katanya.
Padahal, hak untuk menikmati hidup sehat jauh lebih luas daripada sekedar hak akan pelayanan kuratif.salah satu jaminan dari Negara bahwa segala akses informasi tentang kesehatan dan ketersediannya harus terpenuhi bagi segala lapisan masyarakat.Belum Dipenuhi oleh Negara.Selama ini Kesehatan Dianggap sebagai barang yang mahal, Kesehatan Di Indonesia hanya untuk kalangan berpunya ‘orang miskin dilarang sakit’disini.tragis, mengingat Kekayaan Indonesia yang luar biasa banyak. Kemana hasil-hasil bumi Indonesia.
Mukhlas,52 th adalah salah satu warga miskin yang telah bertahun-tahun menyimpan hutang kepada rumah sakit Negara karena tidak mempunyai biaya pengobatan,5 th yang lalu dia terjatuh dari pohon kelapa.biaya pengobatan yang semakin hari dirasakan semakin berat membuat sebagian Warga negeri ini menjadi Enggan memperdulikan kesehatannya. Mereka cenderung acuh tak acuh terhadap kesehatan. Padahal buila ditilik kembali kesehatan adalah Pilar Negara untuk memajukan Negara. Kapan Kesehatan akan menjadi barang yang Murah,bahkan gratis.

2.    Beban Ganda penyakit
Bagi masyarakat Indonesia khususnya,penyakit memiliki beban ganda,yang pertama adalah rasa sakit yang diderita dan Uang yang cukup banyak untuk mengatasi masalah penyakit yang dideritanya.hal ini memberikan dampak negative pada Pasien yang bersangkutan,karena keterbatasan Dana,mereka mendapakan keterbatasan Pelayanan kesehatan.

3.    Kinerja Pelayanan yang rendah
JAKARTA - Menteri Koordinator bidang Kesejahteraan Rakyat, Agung Laksono, menilai kinerja pelayanan kesehatan masih rendah terutama di daerah tertinggal, terpencil, perbatasan dan pulau-pulau terluar. "Padahal kinerja kesehatan merupakan salah satu faktor penting dalam upaya peningkatan kualitas kesehatan penduduk," katanya, malam ini. Agung Laksono, menjelaskan hal itu merupakan tantangan pembangunan kesehatan di Indonesia yang memerlukan dukungan semua elemen bangsa.
"Rendahnya kualitas pelayanan kesehatan yang ditandai dengan masih dibawah standarnya kualitas pelayanan sebagian rumah sakit daerah serta keterbatasan tenaga kesehatan juga menjadi tantangan yang harus segera diatasi," katanya. Dikatakan, hingga saat ini jumlah dan distribusi dokter, bidan serta perawat belum merata dimana disparitas rasio dokter umum per 100.000 penduduk antar wilayah masih tinggi."Indonesia mengalami kekurangan pada hampir semua tenaga kesehatan yang diperlukan," katanya.

4.    Perilaku masyarakat yang kurang mendukung hidup Bersih
Dewasa ini sikap masyarakat Indonesia juga sama buruknya dengan system yang mengatur kesehatan.Jika anda berkunjung ke Jakarta missalnya,lihatlah sungai disana kini sungai di Jakarta mengalami perubahan fungsi,fungsi sungai bukan lagi menjadi tata perairan kota tapi tempat sampah umum. Belum lagi ada masyarakat yang MCK di sungai, begitu pula di sebagian wilayah pedesaan Indonesia kesadaraan akan pentingnya kesehatan belum kita temukan di masyarakat kita.

5.    Rendahnya Kondisi kesehatan lingkungan
Rendahnya Pembangunan Ekonomi yang belum merata adalah biang keladi pokok masalah ini.hal tersebut menimbulkan kesenjangan soasial Baik Papan,sandang dan pangan. Pertanyaan mengapa kesehatan lebih banyak dialamai oleh orang tak berpunya,mungkin jawabannya adalah karena lingkungan tempat tinggal yang buruk.

C.  LANGKAH LANGKAH YANG HARUS DITEMPUH
1.    Pembangunan Berwawasan Kesehatan
A.internal
1.)      memperbaiki kinerja pelayanan kesehatan
Seiring berkembangnya Pengetahuan dan kebutuhan masyarakat tentang arti kesehatan,maka para pelaku kesehatan dituntut untuk memberikan pelayanan kesehatan yang lebih baik,oleh karena itu semua pihak yang bekerja dalam kesehatan disarankan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitasnya, baik dengan pendidikan normal, pendidikan informal, seminar seminar kesehatan. Dan selalu mengakses informasi ter-update.langkah langkah ini diharapkan bisa memajukan kesehatan Indonesia.

2.)    mengelola masyarakat
Pembangunan Diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat tujuannya adalah Mengubah perilaku masyarakat. Diselenggarakan dengan dasar-dasar perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata dikarenakan Masyarakat sebagai penentu kesehatannya sendiri . Memperhatikan dinamika kependudukan, epidemiolog, ekologi, kemajuan iptek, serta globalisasi dan demokratisasi  hal ini Berurusan dengan pengaruh dari sektor lain.

B.  Eksternal
1.) diluar system kesehatan
Banyaknya factor lambatnya pembangunan kesehatan di Indonesia, perlu  segera di atasi.faktor dari luar pelaku kesehatan adalah para pasien ataupun sasaran kesehatan yaitu masyarakat.dilihat dari segi perekonomian Indonesia saja telah dapat dilihat kesenjangan yang terjadi,di harapkan Departemen kesehatan, masyarakat, dan para pelaku kesehatan lebih peduli juga terhadap masalah masalah ini.kebiasaan masyarakat miskin yang cenderung jorok, bukan tanpa alasan, adalah karena kesterbatasan mereka,sementara sikap acuh mereka disebakan oleh minimnya pengertahuan masyarakat tentang kesehatan.Pelaku kesehatan di harapkan mengadakan penyuluhan-penyuluhan,serta pemberdayaan masyarakat, bukan hanya di kota, tapi terlebih didesa desa pedalaman.

2.) Determinan kesehatan
Untuk merealisasikan tujuan-tujuan diatas tersebut perlu ditingkatkan sector social ekonomi, budaya positif dan lingkungan yang sehat.Perilaku gaya hidup dipengaruhi oleh :
·      Pendidikan
·      Pertanian
·      Industry pangan
·      Lingkungan kerja
·      Pekerjaan
·      Air besih dan sanitasi
·      Serta pelayanan kesehatan perumahan
Semua itu perlu ditingkatkan guna kemajuan dan peningkatan pembangunan kesehatan.namun hal yang terpenting  untuk meningkatkan kesehatan SDM Indonesia adalah factor genetic dan kondisi awal kehidupannya.yang bersangkutan dengan Ibu hamil,masa kehamilan dan kelahiran.peningkatan dalam hal ini sangatlah penting untuk di perhatikan oleh semua masyarakat Indonesia.






Nilai-Nilai Filosofi Dalam Pambangunan


NILAI NILAI FILOSOFI DALAM PEMBANGUNAN

Pembangunan Kesehatan
Pembangunan kesehatan adalah merupakan bagian dari pembangunan nasional yangbertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi–tingginya. Wujud pembangunan kesehatan di Indonesia adalah SKN (Sistem Kesehatan Nasional) yang diatur dalam Undang-undang No 23 Th 1982 tentang kesehatan. Undang-undang ini merupakan acuan dalam penyusunan berbagai kebijakan pedoman dan arah pelaksanaan pembangunan kesehatan.

Nilai-nilai Filosofi dalam Pembangunan Kesehatan
1.    Dasar Pijakan
a.    Kesehatan adalah hak azasi bangsa
b.    Kesehatan sebagai investasi bangsa
c.    Kesehatan menjadi titik sentral pembangunan kesehatan

2.    Landasan Idiil : Pancasila

3.    Landasan Konstitusional: UUD 1945
a.    Pasal 28 A berbunyi : setiap orang berhak hidup serta berhak mempertahankan kehidupannya.
b.    Pasal 28 B ayat ( 2 ) setiap anak berhak atas kelangsungan, tumbuh dan berkembang.
c.    Pasal 28 C ayat ( 1 ) Setiap  orang  berhak  mengembangkan  diri  melalui   pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapatkan pendidikan dan memperoleh manfaat dari pendidikan tersebut.

4.    Prinsip Dasar Pembangunan (SKN)
Perikemanusiaan
Penyelanggaraan pembangunan didasarkan pada prinsip kemanusiaan yang dijiwai, digerakan dan dikendalikan oleh keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Pembangunan kesehatan di Indonesia dirasionalkan dalam wujud PKMD (Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa).

Tujuan PKMD
Tujuan Umum :
Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menolong diri sendiri di bidang kesehatan dalam rangka meningkatkan mutu hidup.

Tujuan Khusus :
1.    Menumbuhkan kesadaran masyarakat akan potensi yang dimiliki untuk menolong dirinya sendiri.
2.    Mengembangkan kemampuan dan prakarsa masyarakat untuk berpartisipasi dalam berswadaya.
3.    Menghasilkan lebih banyak tenaga masyarakat untuk berperan dalam LKMD.
4.    Meningkatkan kesehatan masyarakat dalam memenuhi beberapa indikator kesehatan antara lain :
a.    Menurunkan angka kematian bayi dan ibu bersalin.
b.    Menurunnya angka kesakitan umum.
c.    Menurunnya angka kematian bayi dan anak.
d.   Menurunnya angka kelahiran.
e.    Menurunnya angka kekurangan gizi balita.


       Filsafat hukum dan pembangunan merupakan dua konsep yang berbeda. Filsafat hukum sebagai suatu disiplin keilmuan, sementara pembangunan hukum merupakan suatu kebijaksanaan yang bersifat nasional dalam bentuk pembangunan di bidang hukum. Pembangunan di bidang hukum menjadi penting karena bertujuan untuk menghasilkan produk-produk hukum yang dapat mendukung dan mengamankan pembangunan nasional, karena aktualisasi dari suatu negara. Pembangunan nasional pada dasarnya memiliki arti penting dan strategis dalam kehidupan bangsa Indonesia. Disebabkan karena pembangunan hukum nasional merupakan upaya untuk mewujudkan cita-cita nasional sebagaimana yang disyaratkan pada pembukaan UUD 1945, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk mewujudkan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

       Pembangunan hukum yang dilandasi oleh nilai dasar atau nilai ideologis, nilai historis, nilai yuridis serta nilai filosofinya akan memberikan dampak positif bagi masyarakat untuk dapat menikmati rasa keadilan, kepastian manfaat hukum yang pada akhirnya akan bermuara pada pembentukan sikap dan kesadaran masyarakat terhadap hukum. Bagi masyarakat yang sedang membangun sebagaimana halnya masyarakat Indonesia, membangun termasuk di dalamnya membangun hukum tidak saja berarti kontrol dalam kehidupan masyarakat, akan tetapi hukum yang dibangun harus juga berfungsi sebagai sarana untuk memelihara dan sekaligus untuk mengembangkan potensi pembangunan nasional secara lebih luas. Pentingnya hukum dibangun agar hukum dapat menjadi sarana pembangunan dan pembaharuan masyarakat yang kita harapkan. Hukum juga dapat berperan sebagai objek pembangunan dalam rangka mewujudkan hukum yang ideal sesuai dengan nilai-nilai hidup di masyarakat.

       Dalam hal mengintegrasikan dimensi kependudukan dalam perencanaan pembangunan (baik nasional maupun daerah) maka manfaat paling mendasar yang diperoleh adalah besarnya harapan bahwa penduduk yang ada didaerah tersebut menjadi pelaku pembangunan dan penikmat hasil pembangunan. Itu berarti pembangunan berwawasan kependudukan lebih berdampak besar pada peningkatan kesejahteraan penduduk secara keseluruhan dibanding dengan orientasi pembangunan ekonomi yang berorientasi pada pertumbuhan (growth). Pembangunan berwawasan kependudukan ada suatu jaminan akan berlangsung proses pembangunan itu sendiri. Pembangunan berwawasan kependudukan menekankan pada pembangunan lokal, perencanaan berasal dari bawah (bottom up planning), disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat lokal, dan yang lebih penting adalah melibatkan seluruh lapisan masyarakat dalam proses perencanaan pembangunan.

       Pembangunan harus dikembangkan dengan memperhitungkan kemampuan penduduk agar seluruh penduduk dapat berpartisipasi aktif dalam dinamika pembangunan tersebut. Sebaliknya, pembangunan tersebut baru dikatakan berhasil jika mampu meningkatkan kesejahteraan penduduk dalam arti yang luas.Dan juga keadaan dan kondisi kependudukan yang ada sangat mempengaruhi dinamika pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah. Jumlah penduduk yang besar jika diikuti dengan kualitas penduduk yang memadai akan merupakan pendorong bagi pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya jumlah penduduk yang besar jika diikuti dengan tingkat kualitas yang rendah, menjadikan penduduk tersebut sebagai beban bagi pembangunan.Apa yang dapat dipelajari dari krisis ekonomi yang berlangsung saat ini adalah bahwa Indonesia telah mengambil strategi pembangunan ekonomi yang tidak sesuai dengan potensi serta kondisi yang dimiliki.



Pengertian Pembangunan Kesehatan


PENGERTIAN PEMBANGUNAN KESEHATAN
       Istilah “pembangunan” mempunyai konotasi yg positif.
       Melalui pembangunan, pemanfaatan yg rasional atas SDM & Fisik dp diperoleh.
       Konsep pembangunan mencakup intervensi teknologi manusia terhadap keseimbangan alam.
       Pembangunan yg dilakukan bukanlah hal baru

Pembangunan ada yang “baik” & “buruk”
-       Baik           ; dimana pada suatu populasi tertentu terdapat keseimbangan (dapat diukur secara     
                     nyata), populasi menjadi lebih baik dari pada sebelumnya
-       Buruk       ;  keadaan populasi menjadi semakin buruk
       Derajat kesehatan yang umumnya rendah & penyakit-penyakit khusus, yang menghambat pembangunann secara serius.
       Penduduk yang sakit menjadi tidak produktif & mengganggu pekerjaan.
       Penyakit menjadi pencetus dari banyak program pembangunan.
       Pembangunan yang sukses sering menyebakan munculnya penyakit-penyakit tertentu.
       Sampai akhir ini, malaria endemic telah menyebabkan banyak dataran-dataran suburtropis hampir tidak didiami.
       Penyakit tidur yang disebabkan oleh lalat tsetse amat membatasi eksploitasi dari banyak wilayah di Afrika.
       Populasi yang terkena sakit kronis, kebiasaan membolos dari pabrik dan kading menimbulkan biaya ekonomi yang serius.
       Oleh karenanya penyakit itu sendiri merupakan pencetus dari banyak program-program pembangunan
       Pembangunan yang sukses sering secara berarti menyebabkan peningkatan  munculnya penyakit-penyakit tertentu, menimbulkan masalah kesehatan yang sebelumnya tidak ada atau relative hanya sedikit. Sebaliknya, keberhasilan dalam pengawasan atau pembasmian penyakit-penyakit infeksi memiliki biaya-biaya yang tersembunyi.
       Kelebihan pembangunan, justru terdapat kelebihan penduduk dan bertambanhnya penyakit.
       Keberhasilan inilah yang menyebabkan ledakan penduduk.
       Penyakit menghambat pembangunan ; sehingga penyakit merupakan daya dorong bagi timbulnya perkembangan pelayanan-pelayanan kesehatan dan pengawasan penyakit, yang selanjutnya memungkinkan timbulnya macam pembangunan lainnya.
       Beberapa penyakit yang prevalensinya meningkat luas melalui kegiatan-kegiatan pembangunan (Huges & Hunter mengistilahkan penyakit pembangunan). Misalnya  :
-       Tripanosomiasis (penyakit Tidur),
-       bilharziasis (=schistosomiasis),
-       buta sungai (ochonersiasis),
-        filariasis,
-       malaria,
-       malnutrisi,
-        TBC.
Terjadi karena  :
-       danau buatan,
-        irigasi pertanian,
-        pembangunan jalan-jalan (shg migrasi tenaga kerja/penduduk dan perdagangan),
-        perubahan dari pertanian subsistensi ke pertanian untuk perdagangan,
-        serta urbanisasi yang cepat.
       migrasi penduduk desa ke daerah-daerah pemukiman miskin (slums) yang padat di perkotaan menyebabkan timbulnya berbagai masalah kesehatan.
      Kehidupan penduduk amat padat
      Kotor
      Tidak ada system pengadaan air
      Penyakit-penyakit yang ditularkan lewat air , disentri (endemik), TBC, Malnutrisi sbg penyebab rendahnya daya imun

       Masyarakat tradisional yg telah lama menetap pada suatu lingkungan yang sama, biasanya tanpa disadari memiliki kearifan (fplk wisdow) dalam hal pemanfaatan sumber-sumber makanan yag ada. Tetapi dalam kehidupan kota, mereka tergiur oleh minuman-minuman botol, gula-gula dan makan pabrik yg berkarbohidrat tinggi, kearifan itu menjadi tidak berarti.
       Pengalokasian uang secara bijaksana untuk makanan-makanan bergizi memang bukan hal yang mudah dipelajari, itulah sebabnya banyak pemukim baru di perkotaan sering menderita kekurangan  gizi yang cukup parah.
       Keberhasil pemberantasan / penanggulangan penyakit menyebabkan ledakan penduduk dg berbagai masalahnya.
       Manusia sanggup memberikan makna terhadap diri & lingkungannya.
       Faktor-faktor simbolik yang memperbanyak orang kontak dengan penyebab sakit

Tujuan pembangunan masyarakat desa dalam bidang kesehatan
       Pembangunan kesehatan masyarakat desa Adalah rangkaian kegiatan masyarakat yang di lakukuan berdasarkan gotong-royong, swadaya masyarakat dalam rangka menolong mereka sendiri untuk mengenal dan memecahkan masalah atau kebutuhan yang di rasakan masyarakat.
       Baik dalam bidang kesehatan maupun dalam bidang yang berkaitan dengan kesehatan agar mampu memelihara kehidupannya yang sehat dalam rangka meningkatkan mutu hidupan dan kesejahteraan masyarakat.
       PKMD adalah pelayanan kesehatan yang pelaksanaannya didasarkan melalui sistem pelayanan puskesmas,dimana dalam mengembangkan kegiatan-2 kesehatan oleh lembaga ini diikut sertakan anggota-anggota masyarakat di pedusunan melalui segala pengarahan. untuk menimbulkan kesadaran scr aktif di dalam ikut membantu  memecahkan dan membangun usaha-2 kesehatan didesanya(Dirjen Binkesmas DepkesRI,1976)
       Pembangunan pedesaan harus dilihat sebagai:
                (1)  upaya mempercepat pembangunan pedesaan melalui penyediaan prasarana dan sarana      untuk memberdayakan masyarakat, dan
                (2)  upaya mempercepat pembangunan ekonomi  daerah yang efektif dan kokoh.
       Pembangunan pedesaan bersifat multi aspek oleh karena itu perlu di analisis/secara lebih terarah dan serba keterkaitan dengan bidang sektor, dan aspek di luar pedesaan (fisik dan non fisik, ekonomi dan non ekonomi, sosbud dan non spasial). Pembahasan berikut ini meliputi bebagai aspek yang terkait dengan kebijaksanaan dan strategi pembangunan pedesaan.
Tujuan pembangunan pedesaan
       Tujuan jangka panjang adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat pedesaan secara langsung melalui peningkatan kesempatan kerja, kesempatan berusaha dan pendapatan berdasarkan pendekatan bina lingkungan, bina usaha dan bina manusia, dan secara tidak langsung adalah meletakkan dasar-dasar yang kokoh bagi pembangunan nasional.
       Tujuan jangka pendek adalah untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan ekonomi dan pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumberdaya alam.
       Tujuan spasial adalah terciptanya kawasan pedesaan yang mandiri, berwawasan lingkungan, selaras, serasi, dan bersinergi dengan kawasan-kawasan lain melalui pembangunan holistik dan berkelanjutan untuk mewujudkan masyarakat yang damai, demokratis, berkeadilan, berdaya saing, maju dan sejahtera.
Sasaran pembangunan pedesaan adalah terciptanya:
      Peningkatan produksi dan produktivitas
      Percepatan pertumbuhan desa
      Peningkatan keterampilan dalam berproduksi dan pengembangan lapangan kerja dan lapangan usaha produktif.
      Peningkatan prakarsa dan partisipasi masyarakat.
      Perkuatan kelembagaan.

Pengembangan pedesaan mempunyai ruang lingkup, yakni:
      Pembangunan sarana dan prasarana pedesaan (meliputi pengairan, jaringan jalan, lingkungan permukiman dan lainnya).
      Pemberdayaan masyarakat.
      Pengelolaan sumberdaya alam (SDA) dan sumberdaya manusia (SDM).
      Penciptaan lapangan kerja, kesempatan berusaha, peningkatan pendapatan (khususnya terhadap kawasan-kawasan miskin).
      Penataan keterkaitan antar kawasan pedesaan dengan kawasan perkotaan (inter rural-urban relationship).

Pembangunan pedesaan seharusnya menerapkan prinsip-prinsip yaitu:
1.       transaparansi (keterbukaan), 
2.       partisipatif,
3.       dapat dinikmati mayarakat,
4.       dapat dipertanggungjawabkan (akuntabilitas), dan
5.       berkelanjutan (sustainable).

Nilai-nilai filosofi dl pembangunan
       Filsafat hukum dan pembangunan merupakan dua konsep yang berbeda.
    Filsafat hukum sebagai suatu disiplin keilmuan,
    sementara pembangunan hukum merupakan suatu kebijaksanaan yang bersifat nasional dalam bentuk pembangunan di bidang hukum.
       Pembangunan di bidang hukum menjadi penting karena bertujuan untuk menghasilkan produk-produk hukum yang dapat mendukung dan mengamankan pembangunan nasional, karena aktualisasi dari suatu negara.
       Pembangunan nasional pada dasarnya memiliki arti penting dan strategis dalam kehidupan bangsa Indonesia.
    Pembangunan hukum nasional merupakan upaya untuk mewujudkan cita-cita nasional sebagaimana yang disyaratkan pada pembukaan UUD 1945, melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk mewujudkan kesejahteraan umum, mencerdas-kan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
       Pembangunan hukum yang dilandasi oleh nilai dasar atau nilai ideologis, nilai historis, nilai yuridis serta nilai filosofinya akan memberikan dampak positif bagi masyarakat untuk dapat menikmati rasa keadilan, kepastian manfaat hukum yang pada akhirnya akan bermuara pada pembentukan sikap dan kesadaran masyarakat terhadap hukum.
       Pembangunan harus dikembangkan dengan memperhitungkan kemampuan penduduk agar seluruh penduduk dapat berpartisipasi aktif dalam dinamika pembangunan.
       Sebaliknya, pembangunan baru dikatakan berhasil jika mampu meningkatkan kesejahteraan penduduk dalam arti yang luas.
       keadaan dan kondisi kependudukan yang ada sangat mempengaruhi dinamika pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah.
       Jumlah penduduk yang besar jika diikuti dengan kualitas penduduk yang memadai akan merupakan pendorong bagi pertumbuhan ekonomi.
       Sebaliknya jumlah penduduk yang besar jika diikuti dengan tingkat kualitas yang rendah, menjadikan penduduk tersebut sebagai beban bagi pembangunan